SEORANG pedagang buah junior tampak sibuk mengupas buah-buahan. Ada buah mangga, nanas, durian, melon, papaya, dan lainnya.
Buah-buah yang sudah dikupas itu ia letakkan di sebuah wadah dengan pelindung plastik tipis bening. “Nah, kalau begini, calon pembeli pasti akan lebih tertarik!” ucapnya dalam hati.
Pedagang senior terkejut menemukan ‘kreasi’ adiknya dengan buah-buahan itu. “Kenapa buah-buahnya kamu kupasin?” tanyanya, marah.
Sang adik terkejut dengan reaksi kakaknya. Ia pun menjelaskan, dengan cara itu diharapkan calon pembeli jadi lebih tertarik.
“Kamu bodoh!” sergah sang kakak. “Kalau buah-buahan ini terlepas dari kulitnya, maka akan cepat rusak!” tambahnya.
“Tapi, kan ada pelindung plastik bening yang mencegahnya dari lalat dan debu,” jelas sang adik.
“Kamu salah besar! Pelindung terbaik buah adalah kulit dalam buah itu sendiri. Bukan dari luar!” ungkap sang kakak yang diiringi anggukan sang adik.
**
Semua orang tua sangat mencintai anak-anaknya. Mereka akan melindungi belahan jiwanya itu dengan sebisa cara yang dilakukan.
Tapi, tidak semua orang tua memahami bahwa perlindungan yang terbaik untuk anak-anak mereka adalah dari dalam diri anak-anak itu sendiri.
Tumbuhkan pemahaman dan kesadaran dari dalam diri anak-anak tentang bahaya di sekitar mereka. Bukan sekadar melarang dan menjauhkan mereka dari bahaya.
Biarkan anak-anak yang belajar melindungi dirinya sendiri. Sesekali wajar jika mereka butuh bantuan. Tapi selanjutnya mereka akan piawai melindungi diri sendiri, seperti buah-buahan yang melindungi diri dengan kulitnya sendiri. Bukan plastik bening karya dari luar dirinya. [Mh]