Presiden KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) menegaskan bila sistem e-payment dijalankan, 10 ribu orang pekerja tol akan kehilangan pekerjaan mereka.
"Setiap gerbang tol mempekerjakan lima orang untuk tiga shift setiap hari, jika semua gerbang otomatisasi, mereka semua akan kehilangan pekerjaan mereka," kata Said pada hari Kamis (14/9/2017) di Konferensi Pers.
Ketua KSPI Said Iqbal mengatakan sebagai perusahaan milik negara, operator jalan tol harus memprioritaskan menciptakan lapangan kerja daripada melanjutkan otomatisasi, Selain itu negara idak siap untuk otomatisasi penuh dengan tingkat pengangguran yang tinggi.
Pada 31 Oktober nanti, semua gardu tol sudah melakukan pembayaran secara e-payment, sementara di Jakarta sistemnya telah dilaksanakan secara bertahap sejak Selasa (12/9/2017).
Hadir dalam konferensi Pers tersebut, Presiden Aspek Mirah Sumirat mengatakan otomasi tidak akan secara signifikan meningkatkan efisiensi karena penyebab utama kemacetan lalu lintas adalah volume kendaraan, lokasi antara pintu tol dan jalan arteri, serta jumlah kendaraan besar.
"Operator bisa melanjutkan transaksi dengan kecepatan tiga sampai empat detik per kendaraan, jadi tidak ada hubungannya dengan efisiensi waktu," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama BUMN Jasa Marga Desi Arryani mengatakan perusahaannya tidak akan memberhentikan operator jalan tol dan malah memindahkannya ke unit kerja lain. Namun, Said Iqbal membantah pernyataan Desi Arryani.
"Yang dikatakan itu kebohongan. Bagaimana Jasa Marga bisa menempatkan di BUMN lain misal properti. Tidak mungkin, jadi satu gardu ditutup lima orang akan kehilangan pekerjaan," tegas Said.
Begitupun jika dipindahkan ke gardu tol lain di Sumatera atau di Sulawesi.
"Bagaimana mereka menempatkan mereka yang di Jabodebek ke sana. Mereka bukan PNS. Suatu pemikiran yang dangkal sekali dan ini hanya mencari alasan saja," tutur Said.
Said menegaskan tetap menolak otomatisasi pembayaran tol walaupun ada janji dari pemerintah.
"Kami akan menolak otomatisasi ini walaupun pemerintah berjanji akan menempatkan mereka ke gardu tol lain di Sumatera atau Sulawesi," pungkas Said Iqbal. (Mh/Ilham)