ChanelMuslim.com – Lebih dari seperempat juta warga Inggris menandatangani petisi daring untuk melarang kandidat bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump memasuki Inggris. Petisi ini digalang menyusul komentar kontroversial Trump yang menyerukan larangan bagi seluruh umat Muslim untuk memasuki Amerika Serikat.
Trump, taipan real-estate AS yang memiliki dua lapangan golf di Skotlandia, menyerukan pelarangan umat Muslim memasuki AS “sampai perwak ilan negara kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi,” menyusul serangan penembakan yang diluncurkan oleh pasangan suami-istri Muslim di California.
Petisi tersebut bertuliskan “Jika Inggris ingin terus menerapkan ‘perilaku yang tidak dapat diterima’ sebagai kriteria bagi mereka yang dapat memasuki perbatasannya, maka ini harus diterapkan pada orang kaya maupun miskin, baik yang lemah maupun yang kuat.”
Petisi ini diluncurkan oleh Suzanne Kelly, pengkritik yang berbasis di Skotlandia, yang telah lama mengkritik lapangan golf terbaru milik Trump di Aberdeenshire.
Jumlah penandatangan petisi itu terus bertambah dengan cepat. Meski demikian, Menteri Keuangan Inggris George Osborne menyatakan pada Rabu bahwa petisi itu tidak serta merta akan membuat pelarangan Trump ke negara itu.
Tak hanya petisi, komentar kontroversial Trump juga berujung kepada sejumlah hal lain di Inggris. Robert Gordon University di Aberdeen mengumumkan lewat akun Twitter-nya bahwa kampus itu mencabut gelar kehormatan diberikan kepada Trump pada 2010 karena dia “melontarkan sejumlah pernyataan yang sepenuhnya tidak sesuai dengan etos dan nilai-nilai dari universitas tersebut.”
Juru bicara pemerintah Skotlandia yang berbasis di Edinburgh memaparkan bahwa Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon juga mencopot peran Trump sebagai duta bisnis untuk Skotlandia.
Pemerintah Inggris akan merespon seluruh petisi yang mendapatkan dukungan lebih dari 10 ribu orang. Topik dari petisi tersebut akan dipertimbangkan untuk didiskusikan dalam debat parlemen jika petisi itu didukung 100 ribu orang.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, melalui juru bicaranya, menyatakan bahwa komentar Trump tersebut berpotensi “memecah belah, tidak membantu dan salah.[af/cnn]