PUSAT Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) atau Jakarta Islamic Centre (JIC) kembali menggelar event Islamic Digital Fest 2024, tahun ketiga pelaksanaan Islamic Digital Fest.
Islamic Digital Fest 2024 mengambil tema “Empowering Mosque through Digitalization”, berlangsung selama dua hari, 14-15 Desember 2024 di Sunlake Waterfront Resort, Sunter, Jakarta Utara.
Kepala Pusat PPIJ, KH Didi Supandi menegaskan pentingnya penguasaan teknologi digital bagi sarana dakwah.
Teknologi digital hari ini, sudah menjadi bagian penting kehidupan manusia saat.
“Perkembangan dunia digital merupakan peluang besar untuk memperluas dakwah dan menyebarkan nilai-nilai Islami,” katanya saat sambutan di pembukaan Islamic Digital Fest 2024, Sabtu (14/12/2024).
Teknologi juga membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek, seperti cara berkomunikasi, belajar, dan menyebarkan informasi.
Penyelenggaraan Islamic Digital Fest 2024, salah satu upaya PPIJ memberikan inspirasi, edukasi dan wawasan terkait dunia digital kepada masyarakat.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Khususnya kepada para pengurus masjid dan Islamic Center di Indonesia,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kiai Didi menceritakan berbagai aspek capaian PPIJ yang telah berdiri selama 21 tahun.
Capaian pertama, ungkap Kiai Didi, Perpustakaan PPIJ telah meraih akreditasi A sangat memuaskan dari Perpustakaan Nasional pada 2024.
“Pada 23 November yang lalu Perpustakaan PPIJ juga meraih juara pertama pada lomba perpustakaan masjid seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama,” tambahnya.
Capaian kedua, sambung Kiai Didi, pada aspek manajemen dan tata kelola organisasi PPIJ telah memperoleh sertifikat ISO 9001: 2015 pada November lalu.
“Kita terus meng-upgrade aspek manajemen,” ucapnya.
Sementara dari aspek riset, PPIJ telah melahirkan jurnal Al-Madinah.
Jurnal ini fokus mengkaji pembangunan masyarakat muslim perkotaan.
Keseriusan PPIJ mengembangkan riset, mensyaratkan reviewer jurnal Al-Madinah memiliki akreditasi Sinta 2.
Perkuat Dakwah, PPIJ Gelar Islamic Digital Fest
“Al-Madinah itu artinya peradaban, kita ingin JIC menjadi pusat peradaban Islam Indonesia, bahkan dunia,” cetus Kiai Didi.
Aspek perluasan jejaring kerja sama. PPIJ menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.
Diantara, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Maliki Malang, UNJ, UNM, Universitas Brawijaya Malang, dan Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya.
“Untuk luar negeri, JIC menjalin kerja sama dengan Universitas Qarawiyi Maroko dan Universitas Zaituniah Tunisia,” tutur Kiai Didi.
Diharapkan dikemudian hari, jelas Kiai Didi, PPIJ juga bisa mengirim mahasiswa berprestasi untuk dikuliahkan di luar negeri.
Baca juga: Spektakuler, Pertama Kalinya PPIJ Persembahkan Drama Kolosal
“Kita bisa memberi beasiswa untuk S-2 atau S-3,” katanya.
Lebih dari itu, Kiai Didi juga mengungkap capaian dari Aspek ekonomi kreatif.
PPIJ telah memiliki produk air mineral kemasan dan roti. Sementara untuk aspek media sosial.
PPIJ telah mengembangkan dakwah melalui berbagai platform media sosial. Seperti Tiktok, Instagram, dan Youtube.
Kegiatan Islamic Digital Fest ini melibatkan peserta dari perwakilan pengurus masjid dan Islamic Center di 17 provinsi se-Indonesia.
Rencananya, peserta akan mengikuti berbagai rangkaian acara, seperti seminar, silaturahmi media, coaching clinic, Expo Karya Digital, ‘peluncuran JIC Go Digital’ dan Sistem Penanganan Stunting Berbasis Masjid.[Sdz]