PERINGATAN Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 2022 tidak dirayakan secara khusus di Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun demikian, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB tetap memfokuskan pada program strategis, yaitu NTB Hijau dan NTB Zero Waste.
Isu lingkungan hidup beberapa tahun terakhir menjadi topik yang cukup banyak diperbincangkan. Dinas LHK Provinsi NTB menggelar rangkaian kegiatan terkait hal tersebut sejak Mei 2022, antara lain sebagai berikut.
1. Webinar Series Dinas LHK NTB yang merupakan rangkaian Hari LH sekaligus Pencanangan Gerakan “Bersih-bersih Rumah Kita” yaitu kolaborasi Dinas LHK NTB dengan TP PKK untuk Optimalisasi Pilah Sampah dari Rumah (31 Mei 2022);
2. Edukasi Peduli lingkungan bersama Komunitas Bike to Work (5 Juni 2022);
3. Gotong Royong di Bandara Zainul Abd Majid (4 Juni 2022);
4. Keputusan Kadis LHK NTB tentang kebijakan TPA Regional Kebon Kongoq akan menerima sampah terpilah mulai tanggal 1 Juli 2022;
5. Lomba Desa Peduli Lingkungan (10 Juni 2022);
6. Lomba Melukis Tong Komposter (12 Juni 2022).
Baca Juga: Zero Waste Bukan Sekadar Kampanye Lingkungan
Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, DLHK NTB Fokus pada Program NTB Hijau dan Zero Waste
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran (PSPP) DLHK NTB Firmansyah, S. Hut, M. Si. mengatakan bahwa rangkaian kegiatan tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat.
“Melalui rangkaian kegiatan ini, Dinas LHK Provinsi NTB berharap agar kepedulian dan pelibatan para pihak dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup semakin meningkat,” ujar Firmansyah saat dihubungi ChanelMuslim.com, Ahad (5/6/2022).
Firmansyah menambahkan, upaya-upaya tersebut antara lain meliputi upaya tata kelola persampahan, perlindungan dan konservasi hutan, pemanfaatan dan penggunaan serta rehabilitasi dan reklamasi.
Ia juga menjelaskan mengenai permasalahan lingkungan yang paling mendesak di NTB, yaitu: pengelolaan sampah yang belum optimal; pencemaran sungai dan kerusakan lingkungan; serta potensi kerusakan hutan dan lahan kritis.
Terkait program strategis yang diampu oleh Dinas LHK provinsi NTB, yaitu NTB Hijau dan NTB Zero Waste, Firmansyah mengatakan bahwa masyarakat sudah mulai peduli dengan isu tersebut.
“Tidak sedikit kritik terlayangkan, jumlah aduan masyarakat di berbagai kanal media sosial official dinas hingga media sosial pimpinan daerah dihujani oleh aduan, kritik dan saran tentang program tersebut,” kata Firmansyah.
Hal itu, jelasnya, menunjukkan kesadaran masyarakat semakin meningkat terhadap permasalahan lingkungan.
Selain itu, kesadaran masyarakat juga meningkat, terbukti dengan munculnya berbagai inisiatif mandiri dari masyarakat, terutama terkait dengan pengelolaan sampah.
“Dan di sektor kehutanan, jumlah kelompok masyarakat yang mengajukan permintaan bibit juga secara konsisten tetap tinggi setiap tahunnya,” tutup Firmansyah.
Di sisi lain, Koordinator Satgas Zero Waste Dian Sosianti Handayani, S.T. mengatakan bahwa tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang cukup signifikan merupakan tantangan bagi Dinas LHK.
“Tantangan bagi DLHK untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam kegiatan edukasi dan sosialisasi,” kata Dian yang juga menjabat sebagai Pranata Humas DLHK NTB itu.
Beberapa cara dilakukan oleh DLHK NTB dalam mengedukasi dan sosialisasi mengenai lingkungan hidup kepada masyarakat, yaitu sebagai berikut.
a. Aplikasi LESTARI NTB
Mengoptimalkan pemanfaatan sistem informasi berbasis teknologi informasi, Aplikasi LESTARI NTB.
Aplikasi ini memudahkan masyarakat mendapatkan pedoman tentang tata kelola sampah, termasuk mengajukan permohonan pembinaan, pelatihan dan sosialisasi pengelolaan sampah;
b. Sosialisasi dan edukasi ke masyarakat
Saat ini, DLHK NTB memaksimalkan kerja sama dengan Local Champion Pengelola Sampah dari Bank Sampah dan Komunitas Peduli Lingkungan.
“Penyampaian pesan kepada masyarakat lebih maksimal dengan keteladanan, dan hal ini bisa dilakukan oleh para Local Champion,” kata Dian.
Kemudian, DLHK NTB juga menjalin kerja sama dengan TP PKK se-NTB.
“Karena TP PKK se-NTB ini memiliki struktur organisasi hingga di tingkat Desa/Kelurahan sehingga harapannya cakupan wilayah edukasi makin luas,” tambah Dian.
c. Mengimplemantasikan Kantor Ramah Lingkungan (Eco Office) di Lingkup OPD Provinsi
Penerapan Eco Office dimonitoring dan dievaluasi secara berkala oleh Dinas LHK NTB;
d. Membangun kerja sama dengan para pihak
Seperti Kampus (KKN tematik tentang pengelolaan sampah), Dinas Pendidikan dan kebudayaan, BUMN dan pihak swasta;
e. Bekerja sama dengan TKNSPL dan UNDP
Tahun 2021, Pemprov NTB bekerja sama dengan TKNPSL (Tim Koordinasi Nasional Penanggulangan Sampah Laut) dan UNDP menyelenggarakan Ending Plastic Program Innovation Competition (EPPIC) tingkat Asia Tenggara, dengan lokus di Mandalika.
f. Optimalisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Industrialisasi
Upaya optimalisasi pengelolaan sampah berbasis industrialisasi ini dilakukan DLHK NTB antara lain melalui Co-Firing Batu Bara dengan pelet dari sampah bekerja sama dengan PT Indonesia Power.
“Saat ini, masih dalam proses litbang, namun direncanakan kapasitas sampah inputnya mencapai 120 ton/hari,” jelas Dian.
Selain itu, DLHK NTB juga berkolaborasi dengan Block Solution dari Finlandia dalam penyediaan batu bata plastik untuk pembangunan Sekolah Dasar yang rubuh karena gempa.
DLHK NTB juga melakukan penelitian dan pengembangan plastik menjadi bahan bakar bekerja sama dengan PT Geotrash Management.
“Secara umum, Dinas LHK NTB berharap momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 adalah saatnya kembali melestarikan alam karena hanya ada satu bumi untuk selamanya,” tutup Dian.[ind]