Pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah di Surabaya ditolak oleh GP Ansor dan penolakan ini berujung ricuh hingga melapor ke polisi.
Meski kajiannya gagal dilaksanakan, Ustaz Syafiq Riza Basalamah tetap memberikan pesan dan doa untuk para Jemaah yang telah hadir ke Masjid Assalam Purimas.
Dalam unggahan video yang disebarkan melalui instagram milik pribadinya Ustaz Syafiq mengatakan “Ana berangkat tadi jam satu, sudah sampai sebelum Magrib dengan harapan bisa isi kajian”.
“Tapi ternyata takdir Allah berkata lain, maka ana mohon maaf atas ketidaknyamanan ini kepada teman-teman semuanya”, lanjut Ustaz Syafiq.
Lihat postingan ini di Instagram
Kericuhan terjadi antara GP Ansor Surabaya dengan Panitia Penyelenggara Pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Baca juga: Kajian Parenting Menjadi Orang Tua Bijak di Masa Kini
Pengajian Dibubarkan, Ini Pesan Sejuk Ustaz Syafiq Riza Basalamah
Peristiwa kericuhan ini terjadi pada Kamis 22 Februari 2024 pukul 18.30 WIB.
Massa menggeruduk masjid untuk melakukan penolakan atas kehadirannya Ustaz Syafiq dan menyebutkan bahwa panitia sudah sepakat untuk tidak mendatangkan Ustaz Syafiq.
Awalnya GP Ansor sudah memberikan surat keberatan atas kegiatan yang menghadirkan Ustaz Syafiq dan sudah melakukan musyawarah terlebih dahulu.
GP Ansor tidak langsung membubarkan kegiatan begitu saja, namun pihaknya telah menggunakan adab dan musyawarah.
Musyawarah ini dilakukan pada Kamis 22 Februari 2024 pagi yang dihadiri oleh MWCNU Gunung Anyar, Koramil, Camat Gunung Anyar, Polsek Gunung Anyar, Takmir Masjid, Yayasan serta PAC GP Ansor dan Satkoryon Banser Gunung Anyar.
Akhirnya, disepakati menetapkan Jemaah untuk shalat magrib di masjid dan pihak Ansor meminta panitia untuk membuat meme pembatalan kegiatan tersebut.
Hingga sore hari pembuatan meme pembatalan kegiatan diingkari oleh pihak panitia, hingga banyak Jemaah yang berdatangan.
Awal kericuhan terjadi saat menjelang magrib dan terjadi penolakan pada anggota Banser dan Ansor untuk melakukan shalat magrib di masjid yang dilakukan oleh panitia penyelenggara.
Hingga setelah shalat magrib selesai, panitia penyelenggara mengumumkan bahwa kajian tetap diadakan dan ini menjadi kericuhan kedua pada sore itu.
Padahal kesepakatan yang sudah disahkan adalah hanya menunaikan shalat magrib di masjid, tetapi diingkari oleh para panitia penyelenggara kajian. [Din]