ChanelMuslim.com – Kondisi keamanan yang memburuk membuat Amerika Serikat melarang keluarga para prajurit militer maupun warga sipil menemani tugas di Turki. Itu menyusul serangan bom di Bandara Ataturk, Istanbul Selasa (28/6) yang menewaskan 41 orang dan melukai 239 lainnya.
Keputusan yang akan diambil AS itu disampaikan oleh dua sumber dari militer pertahanan Negara Adidaya, Rabu (29/6). Itu menambah ‘perintah’ Presiden AS Barack Obama pada Maret lalu, yang meminta keluarga militer AS dan pekerja diplomatik di Turki untuk meninggalkan pangkalan udara Incirlik. Lokasi itu menjadi salah satu kantong pertempuran dengan ISIS.
Permintaan untuk pindah itu berdampak pada 670 anggota keluarga yang berhubungan dengan personel militer AS di selatan Turki. Mereka harus pulang. Namun seperti diberitakan Reuters, 100 di antaranya masih diperbolehkan tinggal di Istanbul dan Ankara.
Tapi sekarang pemerintah kembali mengeluarkan perintah agar seluruh prajurit AS maupun pegawai sipil yang berbasis di Incirlik sebagai tur yang ‘tak boleh ditemani.’
“Perubahan itu merefleksikan kemunduran kondisi keamanan di Turki,” kata sumber kepada Reuters, yang tak mau disebut namanya karena seharusnya tak boleh bicara pada publik. Saat ini, militer AS punya 2.200 prajurit maupun pegawai sipil di Turki. Sekitar 1.500 di antaranya berbasis di Incirlik.
Nantinya mereka semua tak boleh ditemani keluarga. Sekitar 100 anggota keluarga yang masih diperbolehkan tinggal di Turki pun bakal dipulangkan perlahan-lahan. Namun, aturan itu tidak berlaku bagi warga AS yang berperan sebagai pemimpin misi atau tim kerja sama keamanan.
Selain melarang keluarga menemani prajurit maupun pegawai sipil di Turki, AS juga mewanti-wanti seluruh warganya yang tinggal di sana atas meningkatnya ancaman dari grup militan. Mereka diminta tidak berkunjung ke bagian-bagian tertentu di Turki yang rawan serangan.[af/cnn]