Dalam sebuah acara yang langka, Muslim New York, warga Yahudi dan Arab menggelar aksi protes bersama sebagai bentuk penolakan terhadap meningkatnya kebrutalan polisi, menyusul serangkaian kematian di tangan aparat penegak hukum di kota metropolitan tersebut.
“Tadi malam acara yang cukup istimewa karena Anda bisa melihat orang dari berbagai latar belakang agama bisa berkumpul bersama,” ujar anggota dewan kota Robert Cornegy Jr.
Aksi protes dan pawai yang digelar pada malam pertama Hanukah, adalah bagian dari #ChanukahAction, sebagai malam aksi protes nasional terhadap kekerasan polisi dan kematian Eric Garner, Michael Brown, Tamir Rice, dan lainnya di tangan penegak hukum.
Acara ini berhasil mengumpulkan beragam ras, usia, keyakinan, tokoh agama dan masyarakat, serta politisi dan aktivis lokal. Sedikitnya secara total, lebih dari 100 orang yang hadir, termasuk anggota dewan kota New York.
Aksi protes serupa juga diadakan oleh kelompok Yahudi di kota-kota Amerika di seluruh negeri, termasuk Albany, Boston, dan San Francisco.
Dipimpin oleh sekelompok pengunjuk rasa yang membawa poster bertuliskan, “Jews and Arabs say: Black Lives Matter”, aksi protes dimulai dengan melakukan perjalanan dari Brooklyn, Barclays Center menuju ke markas NYPD terdekat.
“Melihat kelompok agama berbeda yang bisa datang secara bersama-sama, mengirimkan pesan yang kuat bahwa masalah ini menjadi sesuatu yang mempengaruhi kita semua,” ujar Aslan Rahman, pengunjuk rasa Muslim berusia 23 tahun.
“Dan kami ingin berdiri saling berdampingan bersama-sama untuk menuntut keadilan,” tambahnya.
Selama aksi protes berlangsung, massa membentuk lingkaran dan menggunakan “People’s Mic”, taktik yang digunakan oleh Occupy Wall Street, untuk mengatasi hampir dua lusin petugas yang berjaga-jaga di pintu markas kepolisian New York.[af/onislam]