Menghadapi kampanye terbaru anti cadar dan makanan halal dari anggota parlemen, seorang pemimpin Muslim terkemuka Australia menolak keras pelarangan burqa (cadar) dan memperingatkan bahwa kampanye ini menghasut kebencian anti-Muslim di Australia.
“Saya tidak ingin membuat asumsi. Saya percaya dia mungkin tidak mengerti dan karena ketidaktahuan dia mengatakan hal-hal ini,” ujar Maha Abdo, CEO dari Serikat Asosiasi Perempuan Muslim, mengatakan kepada Anadolu Agency pada hari Rabu, tanggal 1 April lalu.
“Tapi untuk menjaga itu terjadi begitu lama, membuat saya untuk berpikir dia hanya ingin menghasut ketakutan dan kecemasan dalam hati warga Australia terkait ras dan agama tertentu.”
Pernyataan Abdo itu menyusul peluncuran 12 poin platform terbaru untuk mendukung menghapus label makanan halal, mengurangi separuh anggaran bantuan luar negeri, penolakan setiap upaya memperkenalkan hukum syariah ke Australia dan beberapa hal lainnya.
Jaringan politik baru didirikan oleh Senator Jacqui Lambie, yang terpilih ke parlemen pada 2014 mewakili partai serikat Palmer (PUP), tetapi memisahkan diri pada November 2014
“Semua 12 poin kebijakan beresonansi dengan para pendukung,” kata Kepala staf Lambie, Rob Messenger kepada AA.
Mencoba untuk menemukan landasan bersama, Abdo mendesak adanya debat publik dari 12 poin yang diusulkan Lambie terutama sikapnya mengenai burqa di televisi pada bulan Oktober tahun lalu.
Abdo juga mencoba di beberapa kesempatan mengundang Lambie untuk bergabung dengannya dan wanita Muslim lainnya untuk melakukan diskusi.
Namun Lambie berkali-kali diundang dan berkali-kali pula dia menolak serta tidak menghadiri undangan dengan alasan yang dibuat-buat.
Muslim, yang telah berada di Australia selama lebih dari 200 tahun, membentuk 1,7 persen dari 20 juta populasi rakyat Australia.[af/onislam]