ChanelMuslim.com – Realitanya, minat generasi muda terhadap Batik Tulis sangat rendah bahkan saat ini sulit mencari tenaga pembantu membatik tangan. Hal tersebut diakui oleh Surtiyah, perajin batik tulis di Desa Majan, Tulungagung.
“Masalah utama dalam pengembangan batik tangan adalah tenaga kerja. Sekarang sulit mencari orang yang bisa membatik secara tradisional,” kata Surtiyah.
Menurut Surtiyah yang telah puluhan tahun menggeluti dunia batik, minimnya tenaga pembatik dipengaruhi dua sebab utama.
Pertama, kata dia, yakni upah atau ekonomi yang dihasilkan dari bekerja sebagai buruh terlalu kecil.
“Kedua, ya karena tidak adanya generasi penerus yang mau dan suka belajar membatik dengan tangan,” ujarnya.
Di tempat usaha rumahan miliknya, Surtiyah mengaku harga batik tulis cukup bagus.
Satu kain batik hasil batik tulis dengan motif Gadjah Mada , kata dia, bisa dijual dengan harga antara Rp500 ribu hingga Rp750 ribu.
Kasi Industri Logam dan UMKM Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung Hasan Bisri mengakui pembinaan batik tulis untuk remaja dan pelajar masih minim, bahkan nyaris tidak ada.
“Dulu sekitar lima-tujuh tahun lalu kami pernah gelar festival membatik dan pesertanya pelajar dari berbagai sekolah. Tapi setelah itu tidak ada lagi,” ujarnya dalam laman antaranews.com, Rabu (20/4).
Meski kurang, Hasan mengatakan pembinaan perajin batik tulis aktif mereka lakukan.
“Tahun lalu kami sudah melakukan pembinaan agar kerajinan batik tulis tidak semakin ditinggalkan,” terangnya.
(jwt)