Pada saat Muslim Jerman mengalami kenaikan dalam hal Islamofobia, para pemimpin Partai Sosial Demokrat (SPD) justru menyerukan untuk membuat kontrak dengan agama minoritas agar komunitas mereka menjadi ‘resmi’ dalam perekonomian terbesar di Eropa.
“Kami mengatakan kepada mereka ‘Anda adalah bagian dari kota ini, Anda berada di sini di rumah anda sendiri,'” pemimpin Partai Sosial Demokrat (SPD) Raed Saleh mengatakan kepada The local.
Menurut Saleh, SPD telah menyusun draft kontrak dengan 250.000 Muslim Berlin dengan dewan kotuntuk memberi mereka status resmi. Status baru ini akan mirip dengan kelompok Kristen dan Yahudi.
Kontrak akan memungkinkan komunitas Muslim untuk mengatur hari libur keagamaan, pemakaman dan kerja kolaboratif di universitas.
“Berlin membutuhkan kontrak resmi,” kata sekretaris budaya kota, Tim Renner.
“Sangat penting bahwa kita memiliki sebuah kontrak pusat dengan masyarakat Muslim, meskipun hanya sebagai tanda, khususnya sekarang, ketika topik Islam dibahas di mana-mana.”
Kota Jerman lainnya seperti Hamburg dan Bremen telah menandatangani kontrak dengan Muslim, sedangkan Lower Saxony akan mengadopsi hal itu pada musim semi.
Meskipun hanya simbolik, kontrak bertujuan untuk mengintegrasikan Muslim dalam masyarakat Berlin.
Organisasi payung Federasi Islam, yang terdiri dari 18 masjid, akan diundang oleh pejabat kota untuk membahas masalah tersebut.
“Setiap langkah kecil yang kita lakukan untuk membawa kita lebih dekat bersama-sama akan disambut dengan baik,” kata wakil presiden Federasi Islam faical Salhi.
“Tujuannya memang untuk berbicara dengan satu suara, tidak hanya atas nama Muslim Turki atau Arab, tapi sebagai platform di mana semua mematuhi aturan demokrasi.”
Jerman diyakini menjadi rumah bagi hampir 4 juta Muslim, termasuk 220.000 Muslim ada di Berlin. Turki membuat sekitar dua pertiga dari minoritas Muslim yang ada di Jerman.
Selama beberapa minggu terakhir, kelompok “Patriotik Eropa Melawan Islamisasi di Negeri Barat” atau PEGIDA telah menggelar pawai mingguan menentang Muslim dan imigran.[af/onislam]