Serikat guru Inggris dan kelompok anti-rasisme memperingatkan bahwa munculnya sentimen anti-Muslim di sekolah-sekolah akan menumbuhkan suasana ketidakpastian dan ketakutan di kalangan pelajar Muslim, di tengah kegagalan pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
“Kami melihat adanya insiden rasial dan intimidasi terhadap anak-anak Muslim di sekolah-sekolah dan telah menyebabkan sejumlah besar insiden lainnya menyusul penyerangan di Paris,” Fiyaz Mughal, chief executive dari Tell MAMA, mengatakan kepada The Independent.
Mengejek Muslim sebagai teroris dan imigran, banyak pelajar Muslim mengalami peningkatan yang signifikan dalam serangan verbal dan fisik di sekolah-sekolah Inggris, pasca serangan yang menewaskan 17 orang di Paris.
Menurut kelompok pemantau Tell MAMA, 112 serangan Islamofobia telah dilaporkan sejak serangan Paris, sembilan di antaranya terkait dengan sekolah-sekolah di lokasi West Yorkshire ke East Sussex.
Di antara insiden anti-Muslim, seorang pelajar Muslim di sekolah Oxfordshire ditampar oleh sesama murid dan menyebutnya “Paki” dan “teroris”.
Dalam serangan lain, Universitas Birmingham, yang memiliki sejumlah besar mahasiswa Muslim, pekan lalu dicorer dengan grafiti Nazi swastika dan kata-kata “Islam harus mati”.
Dalam upaya untuk melawan meningkatnya Islamophobia di sekolah-sekolah Inggris, kelompok monitoring, Tell MAMA, telah berulang kali meminta dukungan dari Departemen Pendidikan (DFE) untuk menawarkan pelatihan bagi sekolah-sekolah tentag Islamofobia, tetapi ditolak.
“Selama 18 bulan terakhir kami telah berusaha untuk terlibat dengan DFE menawarkan pelatihan ke sekolah-sekolah, tetapi pada setiap kesempatan kami ditolak,” Mughal dari Tell MAMA mengatakan.
“Apa pun alasannya, hal itu memberikan kesan bahwa kebencian anti-Muslim adalah sesuatu yang tidak penting bagi mereka.
“Kurangnya tindakan terlihat karena kita melihat adanya masalah di beberapa sekolah mengenai intimidasi dan prasangka negatif terhadap pelajar Muslim.”
Serikat guru Inggris menekankan bahwa Islamofobia yang berkembang di tengah masyarakat Inggris harus ditangani sebagai hal yang prioritas.
“Bagi banyak guru dan murid di Inggris, ada perasaan bahwa promosi sentimen anti-Islam mendorong iklim ketidakpastian dan ketakutan di sekolah,” jelas Chris Keates, sekretaris jenderal serikat.
“Guru berada di garis depan dalam mempromosikan dan memajukan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia,” tegasnya.
Kelompok anti-rasisme Inggris lainnya juga telah memperingatkan bahwa anak-anak, selama 4 tahun terakhir, menjadi semakin melihat Muslim sebagai kelompok “homogen”.[af/onislam]