Chanelmuslim.com – Akhir-akhir ini begitu banyak aneka tayangan ajang bakat. Acaranya dirasa menarik oleh pemirsa televisi. Selain memberikan suasana baru yang tidak monoton, tayangan ajang bakat juga memberikan kesempatan pemirsa untuk ikut andil memberikan apresiasi berupa dukungan kepada peserta.
Di antara tayangan ajang bakat yang sudah mendunia, adalah X-Factor, American Idol, dan turunannya Indonesian Idol, dan lain-lain.
Acara X-Factor dan American Idol berserta turunannya digagas oleh Simon Cowell, seorang entertain yang berlatar belakang Yahudi dengan ibu Kristiani. X-Factor dan Indonesian Idol diimpor ke Indonesia melalui perusahaan hiburan Amerika, Frementle Media. Perusahaan ini dimiliki seorang kapitalis Yahudi bernama Rupert Murdoch.
Penyebaran tayangan pencarian bakat ini bukan hanya di negeri-negeri sekuler, di Arab pun tayangan ini ikut muncul. Namanya, Arab Idol. Tapi, kaum muslimin di sana akhirnya menggugat pihak televisi untuk menghentikan acara ini. Alasannya, penggunaan kata idol bertentangan dengan akidah Islam. Idol berarti berhala.
Kata idol diambil dari turunan bahasa Ibrani yang berarti berhala. Bahasa Inggris kemudian menyerapnya menjadi kata untuk berhala, patung, atau pujaan. Begitu pun arti idol dalam kamus bahasa Indonesia yang berarti pujaan.
Jika diteliti lebih jauh, aneka dekorasi dewan juri sangat berkaitan dengan simbol-simbol paganisme atau sebuah aliran dalam Yahudi yang sarat dengan penyembahan berhala. Antara lain, dekorasi menyerupai bintang David yang di tengahnya terdapat logo Indonesian Idol, logo itu pun membentuk simbol mata satu. Simbol ini disebut dengan simbol mata Horus atau simbol mata Dajal.
Begitu pun dengan warna biru yang dominan pada hiasan atau dekorasi panggung. Warna ini adalah warna sakral untuk kaum Zionis Yahudi. Yaitu, warna biru Ben Hur. Menurut peneliti Yahudi dan Zionis di Indonesia seperti Ridwan Saidi, warna Ben Hur dalam mitologi Yahudi sebagai lambang alam semesta dan samudera.
Jika dihubungkan dengan dokumen konspirasi Rothschild I, poin ke-24, disebutkan, “Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak konpirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan.”
Selain misi ini, Yahudi memang dikenal piawai dalam program bisnis hiburan. Dengan program ini, keuntungannya menjadi dobel. Bisa melalui iklan, juga langsung dari pemirsa melalui partisipasi SMS bertarif mahal. (Mh/berbagai sumber)