MENTERI Luar Negeri RI menyampaikan bahwa membantu perjuangan Palestina adalah komitmen dan prioritas politik luar negeri Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Sosial, Budaya dan PMILN, Heru Hartanto Subolo dalam sambutannya di Konferensi Aktivis Palestina Asia Pasifik untuk Al Quds dan Palestina yang diselenggarakan oleh Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsha (KPIPA), Ahad (25/5/2025).
Acara yang digelar di hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika Bandung itu menghadirkan setidaknya 400 orang tokoh perempuan, jurnalis, dan pejabat publik dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Maldives, Filipina, Turki, Tunisia, Mesir, dan Maroko.
“Hari ini kita berkumpul bukan hanya untuk mengenang sejarah, tapi juga menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia Afrika Bandung dalam menghentikan kolonialisme,” ungkapnya.
“KAA 70 tahun yang lalu menjadi dasar Gerakan Non Blok (GNB). Ini menekankan kepada kita bahwa tidak ada bangsa yang boleh jadi penonton pasif, kita harus jadi pelaku,” lanjut Heru.
“Saat itu dari 29 negara yang mengikuti KAA, hanya Palestina yang masih terbelenggu, dan bagi Indonesia kemerdekaan Palestina adalah harga mati,” pungkasnya.
Heru menerangkan bahwa hingga saat ini beberapa prioritas politik LN Indonesia telah dilakukan untuk Palestina, seperti mendorong gencatan senjata permanen, memasukkan bantuan kemanusiaan sebanyak-banyaknya, menolak semua pelanggaran dan kekerasan yang Israel yang terjadi di Palestina hingga menjadikan isu Palestina tetap menjadi topik di berbagai forum Internasional.
Bahkan Ia menjelaskan bahwa pemerintah setidaknya telah memberikan beasiswa dan Capacity Building untuk rakyat Palestina, serta menginisiasi Two State Solution.
“Semua aksi yang telah pemerintah lakukan ini bukan tanpa tantangan. Namun kami bersyukur karena mendapat banyak dukungan dari masyarakat, baik melalui donasi kemanusiaan maupun aksi solidaritas seperti yang dilakukan oleh KPIPA saat ini,” imbuhnya.
Heru juga menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada KPIPA karena telah menginisiasi acara ini. Ia menuturkan bahwa hal ini dapat meningkatkan sinergi pemerintah dengan publik dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Sementara itu Ketua KPIPA, Nurjanah Hulwani dalam sambutannya menjelaskan bahwa kejahatan kemanusiaan dan genosida yang dipertontonkan di dunia saat ini telah mencabik-cabik rasa kemanusiaan.
“Air mata sudah kering rasanya karena ketidakberdayaan kita menghentikan genosida di Gaza. Sudah saatnya kita bangkit dan melawan segala bentuk kejahatan yang dilakukan penjajah Israel kepada rakyat Palestina,” ungkap Nurjanah.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat dunia untuk tidak berhenti berjuang untuk Palestina.
“Dengan semangat 70 tahun KAA, mari kita berkontribusi untuk menghentikan genosida dan agresi di Gaza dengan apa saja yang kita miliki, baik jabatan, kekuasaan, bisnis, network maupun media,” pungkasnya. [Mh/KPIPA]