MUKTAMAR Persaudaraan Muslimah (Salimah) ke-6 menyuguhkan literasi keuangan syariah di hari kedua, Sabtu (8/2). Literasi berbentuk seminar mengangkat tema “Peran Komunitas dalam Mendorong Literasi Eksyar”, disampaikan oleh Asisten Direktur Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI), Siti Rochmawati.
Di awal materi, Siti menyampaikan data yang cukup memprihatinkan terkait kondisi masyarakat di Indonesia.
Pada tahun 2024, judi online telah melibatkan 8,8 juta penduduk Indonesia dengan uang sebesar Rp900T. Perokok Indonesia paling banyak di dunia. Media sosial tak kalah memprihatinkan. Mulai dari pornografi, kekerasan, hingga mental health yang dialami generasi muda terlihat dengan jelas dan langsung disaksikan oleh para pengguna media sosial.
Di tengah kondisi ini, Islam memiliki solusi berupa konsep ekonomi dan keuangan syariah yang merepresentasikan nilai rahmatan lil ‘alamin, yaitu prinsip kebaikan, keadilan, kesejahteraan,dan keharmonisan bagi seluruh umat manusia dan alam semesta.
“Negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk menjadi pusat ekonomi syariah. Malaysia menjadi pusat industri halal dan keuangan syariah global. Thailand pusat dapur halal dunia. Arab Saudi pusat Islam dunia. Uni Emirat Arab ibu kota ekonomi syariah dunia. London pusat keuangan syariah di barat. Perancis pusat farmasi halal. Tiongkok eksportir baju muslim tertinggi ke Timur Tengah. Jepang simbol integritas halal global. Korea Selatan produsen kosmetik halal dunia dan destinasi utama pariwisata halal. Brazil pemasok daging unggas halal terbesar ke Timur Tengah. Australia pemasok daging sapi halal terbesar ke Timur Tengah,” papar Siti.
Literasi Keuangan Syariah di Muktamar Salimah
Di Indonesia sendiri, arah kebijakan jangka panjang ekonomi dan keuangan syariah yang termuat dalam RPJPN 2025-2045 telah mengakomodasi keseluruhan aspek ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. Dalam ekosistem pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, komunitas punya peran besar untuk mendorong agar ekosistem berjalan dari sisi supply dan demand.
Ada tiga tantangan yang dihadapi. Pertama, di sisi industri syariah berupa produksi, ketersediaan, dan kualitas bahan baku. Kedua, bidang keuangan syariah berupa inovasi model bisnis keuangan syariah.
Terakhir, literasi syariah, dengan memperkuat literasi ekonomi dan keuangan syariah pada masyarakat.
“Pada tahun 2024 indeks literasi ekonomi syariah mencapai angka 42,84%. Salimah dapat berperan meningkatkan literasi masyarakat untuk menerapkan gaya hidup halal,” ujar Siti.
Kehalalan dilihat dari tiga dimensi, yaitu produk, perilaku, sumber pembiayaan. Pelaku usaha dan konsumen sepatutnya tidak hanya memperhatikan kehalalan pada dimensi produk, tetapi juga dimensi sumber keuangan dan etika dalam bisnis, promosi, dan pemasaran.
Sedangkan gaya hidup halal di antaranya mencakup konsumsi makanan dan minuman halal, mode fashion, pariwisata ramah muslim, keuangan komersial dan sosial syariah.
Terakhir, Bank Indonesia berharap, PP Salimah menjadi agen penggerak gerakan generasi sadar halal.[ind]
Kontributor: Nani/Humas Salimah