PADA tanggal 1 November 2024, Perkumpulan Rabu Hijrah sukses menggelar talkshow bertajuk “Sinergi Pentahelix dalam Ekonomi Syariah untuk Mencapai Visi Emas Indonesia 2045” di Jakarta Convention Center (JCC).
Acara ini bertujuan untuk mendorong perubahan dan memberikan dampak nyata dalam pengembangan perekonomian dan sektor keuangan syariah di Indonesia.
Talkshow ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk CEO, Direktur, dan advokat yang berfokus pada ekonomi syariah dan inklusi keuangan.
Dengan pendekatan kolaborasi Pentahelix, acara ini mengintegrasikan lima elemen kunci: Pemerintah, Akademisi, Industri, Komunitas, dan Media.
Diskusi yang dihadiri oleh narasumber berpengalaman memberikan wawasan mendalam tentang tantangan dan peluang dalam sektor ekonomi syariah.
Peserta berdiskusi tentang strategi untuk meningkatkan literasi keuangan syariah, penguatan regulasi, serta pentingnya kolaborasi antar sektor untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi syariah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dwi Irianti, selaku Direktur Keuangan KNKES, dalam sambutannya menjelaskan komitmen pemerintah dalam mendukung kegiatan keuangan syariah, yang dimulai sejak peluncuran gerakan nasional wakaf uang oleh Presiden SBY pada tahun 2010 dan diulang kembali oleh Presiden Jokowi pada tahun 2021.
Ia mengungkapkan bahwa pemanfaatan pembiayaan syariah mencapai 2.800 triliun, yang tidak hanya mendukung infrastruktur, tetapi juga pendidikan.
Ia mencatat bahwa PTKIN telah menerima bantuan pembangunan gedung dari sukuk negara, yang juga mendukung banyak PTN dan madrasah di Indonesia.
Dwi menyoroti inovasi green sukuk yang telah meraih 17 penghargaan internasional dan peran Indonesia sebagai penerbit ritel sukuk yang unik.
Inovasi terbaru, Cash Waqf Linked Sukuk, berhasil memenangkan kompetisi Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2023, menandakan kemajuan Indonesia dalam sektor ini.
Dwi menekankan pentingnya kolaborasi antara kementerian, lembaga, dan komunitas untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan potensi ekonomi syariah demi mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Rabu Hijrah Gelar Talkshow Bertajuk “Sinergi Pentahelix dalam Ekonomi Syariah untuk Mencapai Visi Emas Indonesia 2045”
Ia mengajak semua pihak untuk bekerja sama secara sinergis dan optimis dalam mengawal pertumbuhan ekonomi syariah, dengan semangat Rabu Hijrah, untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Dalam sesi talkshow bertajuk “Sinergi Pentahelix dalam Ekonomi Syariah untuk Mencapai Visi Emas Indonesia 2045,” yang dipandu oleh Aluf Ra’syiah Raba, hadir empat narasumber yang membahas pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.
Muhammad Ismail Riyadi dari OJK menyampaikan hasil Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLIK), yang menunjukkan tingkat literasi keuangan secara keseluruhan hanya 39%, dan untuk keuangan syariah bahkan lebih rendah, yaitu 9,14%.
OJK melakukan berbagai program edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan, terutama di kalangan pelajar, pelaku UMKM, dan penyandang disabilitas.
Salah satu program yang diusung adalah Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), dengan target pada tahun 2025, 90% pelajar Indonesia memiliki tabungan.
Mo Mahdum, Wakil Ketua BAZNAS, menyoroti rendahnya literasi zakat di masyarakat, yang berdampak pada kesadaran berzakat.
Ia menekankan perlunya kolaborasi antara berbagai lembaga zakat untuk memastikan penyaluran zakat lebih efektif.
Mo juga menggarisbawahi pentingnya regulasi dan infrastruktur yang kuat untuk meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan publik terhadap BAZNAS.
Muhammad Rifki Farabi, Anggota DPD RI, menjelaskan kebijakan pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam mendukung ekonomi syariah, khususnya pengembangan pariwisata halal.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam implementasi program wisata halal, serta perlunya pelatihan dan sertifikasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
Irwan Abdalloh, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah di Bursa Efek Indonesia, menjelaskan strategi untuk mengembangkan pasar modal syariah yang selama ini kurang dikenal.
Ia menyebutkan tiga strategi utama: meningkatkan literasi masyarakat, melakukan inovasi dalam layanan, dan memperkuat kolaborasi dengan berbagai komunitas ekonomi syariah.
Secara keseluruhan, talkshow ini menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga, dan masyarakat dalam memajukan ekonomi syariah untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.[Sdz]