ChanelMuslim.com – Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah (SNHR) melaporkan serangan-serangan yang diluncurkan antara 14 November 2017 dan 24 Februari 2018 di Ghouta Timur, yang berada di bawah blokade rezim Bashar al-Assad di Suriah, telah menewaskan 1.121 warga sipil, demikian dilaporkan pada Ahad.
SNHR menyatakan, 1.121 warga sipil, termasuk 281 anak-anak dan 171 wanita di Ghouta Timur tewas akibat serangan-serangan Rusia, rezim Assad dan kelompok asing pendukungnya.
Menurut laporan SNHR, sebanyak 12.763 warga sipil, termasuk 1.463 anak-anak dan 1.127 wanita di Ghouta Timur tewas akibat serangan-serangan yang diluncurkan antara Maret 2011 dan 24 Februari 2018.
Rezim dan pendukungnya juga telah meluncurkan 46 serangan senjata kimia terhadap Ghouta Timur sejak tahun 2011, tambah laporan tersebut.
Pasukan dan pendukung rezim terus menyerang permukiman sipil di Ghouta Timur, meski Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah menyetujui resolusi "gencatan senjata kemanusiaan" selama satu bulan di Suriah.
Menurut sumber Pertahanan Sipil (White Helmets), serangan udara dan darat masih berlanjut pada Minggu pagi di daerah Al-Marj, Harasta, Al-Shifoniya, Duma, Kafr Batna, Hammuriya, Saqba, Beit Sawa dan Arbin di Ghouta Timur.
Serangan-serangan tersebut menewaskan 4 warga sipil.
Dewan Keamanan PBB pada Sabtu mengadopsi sebuah resolusi yang menyerukan gencatan senjata selama 30 hari di Suriah untuk membuka pengiriman bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis.
Ghouta Timur yang dikendalikan oleh oposisi memiliki sekitar 400 penduduk.
Ghouta Timur termasuk dalam zona de-eskalasi yang didukung oleh Turki, Rusia, dan Iran, di mana tindakan agresi dilarang keras. Namun, rezim Assad semakin memperketat blokade Ghouta Timur sejak April 2017.[ah/anadolu]