• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 25 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Krisis Identitas

Desember 14, 2018
in Berita
71
SHARES
543
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher

ChanelMuslim.com–Menurut para psikolog, beberapa generasi yang lalu seluruh dunia tidak mengenal masa remaja seperti yang kita kenal sekarang. Mengapa demikian? Sebab di zaman itu pada usia belasan tahun seorang remaja sudah bekerja mencari nafkah. Bahkan sampai belasan jam per hari. Dengan kata lain, masa transisi dari anak-anak ke usia dewasa berlangsung singkat.

Mengapa sekarang usia remaja jadi lebih panjang? Sebab waktu pendidikan sekarang lebih panjang. Bila tidak melalui jalur pendidikan itu, orang sulit mendapat pekerjaan yang diharapkan. Selain itu pekerjaan zaman sekarang lebih rumit, dulu bila orang mau bekerja maka ia bisa bekerja. Kini orang harus punya keterampilan dulu baru bisa bekerja.

Kesimpulannya: di zaman dulu para remaja menghabiskan waktunya untuk bekerja, sementara di zaman sekarang para remaja menghabiskan waktunya untuk belajar di sekolah.

Di balik segala kelebihannya, remaja di zaman sekarang punya kelemahan mencolok di banding remaja zaman dulu: remaja sekarang mengalami apa yang namanya Krisis Identitas.

Menurut E. Erickson, Krisis Identitas adalah pencarian paling kritis di masa remaja. Dimana remaja harus memutuskan siapakah dirinya sebenarnya, dan bagaimanakah peranannya dalam kehidupan nantinya.

Dalam bukunya, Atkinson menuliskan bahwa krisis identitas adalah upaya pencarian jawaban remaja terhadap hal-hal berikut ini:
• Siapakah saya?
• Kemanakah saya akan pergi?
• Apa yang penting dan pantas dikerjakan?
• Membuat standar evaluasi diri dan orang lain.
• Bagaimana harga diri saya?
• Bagaimana kompetensi saya?

Bagaimana gambaran pencarian identitas diri remaja ini?

Saat seorang anak berangkat remaja, sebenarnya ia sudah punya modal berupa identitas di masa kanak-kanak. Di masa kanak-kanak identitasnya ditentukan oleh standar moral yang diajarkan oleh orangtua. Perasaan harga diri yang tinggi di masa anak-anak juga berasal dari pandangan orangtua terhadap mereka. Bila di masa kanak-kanaknya orangtua menilai dengan pandangan positif, maka seorang remaja punya modal berupa harga diri dan standar moral yang juga positif. Demikian juga sebaliknya. Namun…

Namun ketika seorang menginjak usia remaja, ia akan berusaha lepas dari bayangan keluarga dan orangtua serta mencari identitas dirinya yang lebih pasti. Di saat ini penilaian teman-teman sebaya terhadap dirinya menjadi lebih penting. Tetapi di saat yang sama penilaian guru dan orangtua juga tetap penting.

Nah, di sini kunci sukses seorang remaja mencari identitas diri: bila nilai dari orangtua, guru, orang dewasa yang berpengaruh dan teman-teman sebayanya sejalan, pencarian identitas diri akan lebih mudah. Tetapi bila nilai-nilai itu saling bertentangan: misalnya penilaian orangtua dan teman sebaya tidak sejalan, timbullah konflik.

Akibat konflik ini remaja jadi bingung akan peran dirinya. Ia akan mencoba peran yang satu ke peran yang lain berganti-ganti. Bila konflik ini membesar, bukan tidak mungkin seorang remaja akan putus sekolah, misalnya. Sebab ia harus memikirkan apa yang ingin ia perbuat dan ia merasa perlu bereksperimen dengan peran hidupnya.

Para remaja yang ikut kegiatan keagamaan seperti Remaja Masjid atau kegiatan sosial seperti Sukarelawan Bencana Alam atau ekstra kurikuler di sekolah akan lebih terbantu menemukan identitas dirinya. Sebab kegiatan bersama teman-teman dalam identitas yang sama seperti itu akan membuatnya lebih mudah menghindari konflik identitas.

Akhirnya ada 3 tipe remaja melalui krisis Identitas ini:

1. Kelompok yang melaluinya dengan baik. Remaja di kelompok ini adalah mereka yang menerima nilai-nilai dari orangtua tanpa banyak konflik. Sebab sejak masa kanak-kanak identitas mereka sudah jelas dan tertanam kuat.

2. Kelompok yang mengalami Identitas Menyimpang. Remaja di kelompok ini mengambil identitas yang bertentangan dengan nilai masyarakat. Narkoba dan pergaulan bebas adalah salah satu contoh pelarian mereka.

3. Kekompok yang mengalami kebingungan identitas lebih panjang. Remaja kelompok ini mengalami fase kebingungan identitas yang lebih panjang. Mungkin menjelang selesai masa kuliah, masalah tersebut baru teratasi.

Ayah dan Bunda, ternyata kunci agar anak-anak remaja kita terhindar dari krisis identitas yang parah adalah pendidikan yang baik sejak masa kanak-kanak. Selain itu juga diperlukan pendampingan orangtua saat masa remaja serta memilih lingkungan serta teman pergaulan yang baik.

Yuk, didik anak-anak dengan baik sejak kecil dan dampingi mereka melalui masa remaja agar krisis identitas mereka terlalui dengan baik dan aman.

Salam Smart Parents!
[ind]

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Aturan Baru Mendagri tentang Jilbab Harus Masuk Kerah Akhirnya Dicabut

Next Post

Akhir Pekan Seru dengan Menu Sapo Tahu

Next Post

Akhir Pekan Seru dengan Menu Sapo Tahu

Kemenperin Optimis Indonesia Jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia

Strategi KemenkopUKM Membuat Fashion Muslim Menjadi Kiblat Dunia

  • 10 Kebiasaan yang Bikin Kulit Terlihat Lebih Muda

    10 Kebiasaan yang Bikin Kulit Terlihat Lebih Muda

    98 shares
    Share 39 Tweet 25
  • Cara Membuat Video 5 Foto Pakai Pippit

    73 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    141 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Aeda Ernawati Resmi Kembali Pimpin Salimah Kudus: Amanah Dakwah untuk Lima Tahun ke Depan

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Dari Mandi Lumpur Hingga Makan Cicak, Muhammadiyah Soroti Fenomena Ngemis Online di Tiktok

    113 shares
    Share 45 Tweet 28
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7654 shares
    Share 3062 Tweet 1914
  • Islamic Relief Indonesia Dirikan 83 Huntara di Cianjur dan Cash Voucher untuk 5.600 Penerima Manfaat

    132 shares
    Share 53 Tweet 33
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5173 shares
    Share 2069 Tweet 1293
  • Sosok Ira Puspadewi yang Fenomenal

    80 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3223 shares
    Share 1289 Tweet 806
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga