ChanelMuslim.com – Strategi KemenkopUKM membuat fashion muslim menjadi kiblat dunia sedang dilakukan. Menurut Victoria, sebelum strategi dilakukan harus melihat pasar fashion muslim terlebih dahulu.
“Pasar harus kita liat dulu ya, pasar luar negeri sangat luar biasa dan banyak prospek dari sisi bisnis,” ujar Victora Simanungkalit, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koordinator Koperasi dan UKM di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Jumat (14/12).
Sementara itu, produksi bahan-bahan Indonesia sudah sangat lengkap misalnya serat-serat alam bisa diolah menjadi bahan fashion, aksesoris sepatu dan semua penunjangnya sudah siap semua.
Namun, hal-hal tersebut tidak akan terjadi, jika sumber daya manusia didalamnya harus berorientasi pada desain dan bisnis. Sumber daya manusia atau masyarakat Indonesia harus berpikir agar mengembangkan desain, menjadi industri kreatif.
Ketika bahan, pasar, sumber daya sudah tersedia, pihak pemerintah masing-masing lembaga Kementerian harus mau berkolaborasi. Bentuk kolaborasi ini bersama Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.
“Kita ngajak juga kementerian Pertanian karena nanti sumber-sumber bahan baku itu dikelola sama pihak Pertanian,” tambahnya.
Sumber-sumber yang akan dikelola seperti bambu, rami, sutra dll. Di sisi yang sama, nantinya KemenkoPUKM juga berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan untuk bisa mengikuti pameran international.
Strategi kolaborasi menjadi sangat krusial agar berkembang bersama-sama, bukan sendiri-sendiri.
Dengan beberapa instansi lain juga akan berkolaborasi, salah satunya terkait hak cipta agar tidak diklaim pihak lain. Hak paling inti yang juga ditekankan, hak cipta Indonesia tidak boleh dicuri dengan bangsa lain.
“Jadi yang kita tawarkan produk asli Indonesianya, bukan perindividunya,”jelasnya.
Selain itu, strategi harus disesuaikan zamannya, masyarakat harus tanggap dengan teknologi. Salah satu contohnya, batik. Jika mengandalkan batik tulis saja, bangsa akan susah berkembang. Padahal teknologi komputer sudah maju, cara mengembangkan batik-batik bisa menggunakan robot.
Selain itu, ada model pelatihan juga dari Kementerian Koperasi dan UKM, bentuk pelatihannya terbagi menjadi dua.
Pertama, masyarakat atau UKM yang memang sudah berbisnis. Para UKM ini diberikan peningkatan kapasitas, diberikan pengetahuan terkait pasar, proses penjualan target pasar, memilah dan memilih bahan baku yang sesuai pasar, termasuk fintech agar masuk ke marketplace, program finance, pengetahuan terkait akses lembaga keuangan.
Kedua, program pelatihan yang dikhususkan untuk wirausaha pemula. Nantinya, para UKM yang ingin mendapatkan pelatihan akan mengikuti berbagai seleksi terlebih dahulu.
“Yang paling saya harapkan buat kedepannya nanti, semua pemangku jabatan harus berkomitmen. Lembaga non pemerintah juga harus komitmen karena pemerintah tidak bisa sendiri, kami butuh semua pihak untuk mau berkolaborasi agar kiblat fashion muslim ini tercapai,” tutupnya.(Firda)