Chanelmuslim.com- Primitif dan rasis kini menjangkiti warga Eropa. Selain di Perancis, pengusiran muslimah berhijab pun terjadi di Norwegia. Dan inilah kasus hijab pertama di salah satu negeri Eropa berpenduduk 5 juta jiwa.
Adalah seorang muslimah berhijab bernama Malika Bayan, 23 tahun, menghampiri halaman depan salon rambut milik Merete Hodne yang berlokasi di Bryne, sebuah daerah di Norwegia. Baik Hodne maupun Malika, keduanya warga negara Norwegia.
Kunjungan Malika ke salon rambut milik Hodne dimaksudkan untuk menanyakan harga menghias rambut dengan warna. Tapi, belum lagi Malika menyentuh pintu salon, Hodne langsung mengusir.
Dengan sabar, Malika pun menjelaskan maksud kedatangannya. Tapi, tetap saja, Hodne mengusir Malika. Menurut Hodne, hijab merupakan simbol kejahatan.
Mendapat perlakuan buruk seperti itu, Malika pun melaporkan kasusnya ke aparat hukum. Menurut Malika Bayan, “Perlakuan itu sangat mengganggu. Kenapa bisa dia (Hodne) memperlakukan orang dengan cara seperti ini di negara yang bebas. Norwegia adalah negaraku!” Seperti itulah ucapan yang disampaikan Malika Bayan dalam wawancaranya dengan TV2 di Norwegia.
Usai laporan kasus itu, Hodne pun digugat aparat hukum dengan delik tindakan rasis. Hodne menolak menghadiri sidang pengadilan. Tapi, pengadilan memutuskan bahwa Hodne diwajibkan membayar denda kepada Malika Bayan.
Tidak terima dengan putusan tersebut, Hodne menyuarakan penolakan tersebut melalui media sosial. Wanita berambut pirang ini menegaskan bahwa dirinya tak bersalah.
“Aku tidak akan membiarkan gadis berhijab masuk ke salonku. Aku tidak ingin kejahatan melalui pintu itu. Aku masih memiliki kebebasan untuk memilih dan bersuara,” tulis Hodne di berbagai jejaring sosial pribadinya.
Karena bersikeras tidak mau membayar denda, pengadilan akhirnya memutuskan Hodne terancam kurungan penjara selama enam bulan.
Tidak mau kalah dengan ‘lawannya’ yang diwawancara televisi, Hodne pun bersedia untuk diwawancarai televisi. Dalam kesempatan itu, lagi-lagi, Hodne menegaskan bahwa Islam itu jahat.
Hodne menyamakan hijab sebagai simbol nazi. Ia bersikeras untuk memilih pelanggan pria daripada menerima wanita berhijab.
Secara umum, Norwegia memang masih memberlakukan hukum yang diskriminatif terhadap kaum muslimin di sana. Salah satu contohnya, pemerintah Norwegia tidak akan mengizinkan polisi muslimah mengenakan hijab.
Kasus penata rambut, Hodne, bisa dibilang fenomena gunung es betapa primitifnya masyarakat Eropa. Tak beda dengan primitifnya masyarakat Quraisy ketika Islam datang. (mh/detik.com)