ALLAH subhanahu wata’ala berkehendak atas segalanya. Logika dan nalar tak akan mampu mencernanya.
Fathan adalah bayi usia tiga bulanan. Ia menjadi salah satu korban selamat dari terjangan banjir di Panyalaian, Agam, Sumatera Barat, Jumat (28/11) lalu. Desa dan rumahnya hanyut tergerus banjir bandang.
Begitu banyak korban berjatuhan, ada yang tewas dan banyak juga yang hilang. Di antara yang tewas itu adalah ibu dan kakak Fathan. Keduanya ditemukan tewas.
Sementara ayah Fathan ditemukan selamat meski dalam keadaan luka-luka. Sang ayah ditemukan pada hari Kamis, sehari sebelum Fathan ditemukan.
Fathan ditemukan pada Jumat pagi. Seorang warga mendengar tangisan bayi di sekitar tumpukan bekas-bekas banjir. Ia mencari-cari di mana gerangan sang bayi.
Ternyata, Fathan berada pada posisi tertelungkup di atas tumpukan jerami saat warga menemukan. Di sekitaran tubuhnya terdapat luka-luka. Ia pun dibawa ke posko pengungsian banjir setempat.
Ternyata, di lokasi pengungsian ada keluarga Fathan yang juga tengah mencari-cari bayi itu. Di situ ada kakek, nenek, dan tantenya: Rahma.
Mendapati keponakannya selamat, Rahma begitu bahagia. Ia menggantikan baju Fathan. Ia mencari ibu yang kebetulan sedang menyusui untuk ‘menitipkan’ Fathan selama sehari semalam. Dengan begitu, kondisi Fathan bisa pulih kembali.
Tim SAR dan sejumlah warga masih belum bisa percaya. Bagaimana mungkin bayi tiga bulan bisa selamat di banjir bandang yang begitu dahsyat.
Bukan itu saja, selama semalaman, Fathan hidup di atas tumpukan jerami seorang diri, tanpa susu, makanan atau minuman, bahkan tanpa ada seorang pun yang menemani. Masya Allah! [Mh]
sumber: tribunnews.com


