ChanelMuslim.com- Senyumnya masih terlihat meski samar ketika polisi “memajang” sejumlah tersangka pasca gonjang-ganjing Omnibus Undang-undang Cipta Kerja pada Kamis (15/10) di Mabes Polri. Dengan jilbab warna putih polos, Kingkin Anida seperti memberikan pesan, “Insya Allah, saya sabar!”
Sepertinya, tak banyak yang menyadari sosok ibu yang berada di antara sejumlah tersangka yang ditangkap polisi pasca gonjang-ganjing Omnibus UU Ciptaker. Sosok yang masih tetap bisa memancarkan sinar wajah lembut keibuannya meski berada di antara sosok lain yang berbeda.
Dialah Dra. Hj. Kingkin Anida. Alumnus IKIP Jakarta ini menjadi salah seorang tersangka penyebar berita hoaks yang berkaitan dengan isu UU Ciptaker. Polisi menyangka ibu delapan anak ini dengan sangkaan pelanggaran Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) dan atau Pasal 15 UU No.1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dengan barang bukti screen shoot status akun facebook miliknya yang diposting tanggal 5 Oktober 2020 tentang 13 Poin UU Cipta Kerja.
Banyak pihak terkejut bukan kepalang. Termasuk media ini yang memuat nasihat dan tulisan motivasi beliau tentang bagaimana menjadi muslimah shalihah, baik sebagai anak dan sebagai ibu. Begitu pun dengan ibu-ibu majelis taklim yang biasa menyimak ceramah Ustazah yang meneruskan kuliah S2 di Universitas Islam Negeri Jakarta ini.
Ibu-ibu peserta majelis taklim di kawasan Tangerang di mana Ustazah Kingkin tinggal mengaku sedih dan prihatin. Bahkan di antara mereka mengaku tidak bisa tidur, memikirkan keadaan Ustazahnya yang dalam pesakitan.
Kingkin memang dikenal sebagai Ustazah yang lebih banyak mengajak daripada melarang. Ia dalam setiap ceramah dan motivasinya seperti ingin memenuhi seluruh ruang jiwa ibu-ibu tentang kebaikan yang positif. Sekecil apa pun. Setelah penuh, auidensnya akan terlupakan dengan niatan perbuatan buruk yang mesti dijauhi.
Kalau kebaikan sudah memenuhi seluruh isi ruang jiwa seseorang, maka niatan buruk akan tidak memiliki tempat semestinya, sedikit pun. Seperti itulah yang ingin dilakukan Ustazah Kingkin melalui ceramahnya. Semua mengalir dalam buaian senyum ramah khas seorang ibu yang perhatian dengan anak-anaknya.
Tidak heran jika aktivis kemanusiaan untuk Palestina ini menjadi pembina Lembaga Muslim Glows yang dirintisnya. Sebuah lembaga yang khusus membekali para muslimah untuk memiliki akhlak yang paripurna terhadap apa dan siapa pun.
Kingkin kerap mengajarkan bagaimana muslimah tetap memiliki aora bahagia dan syukur dalam pancaran wajah, meskipun sedang mengalami musibah yang tidak mengenakkan. Karena sebaik-baik ungkapan syukur adalah ketika Allah menguji hambaNya dengan musibah.
Syukur bahwa dengan musibah itu Allah masih menguji kita untuk naik kelas. Syukur bahwa musibah yang terasa berat itu boleh jadi yang paling ringan dari sekian musibah berat yang pernah Allah timpakan kepada orang lain.
Latar belakang akademis di dunia pendidikan, kerap menggiring Kingkin memiliki kepedulian pendidikan yang tinggi terhadap ibu-ibu di lingkungannya. "Kami ingin mendorong setiap wanita untuk sekolah sampai ke Perguruan Tinggi. Kenapa ibu-ibu? Karena wanita atau ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya. Pendidikan pertama kali diberikan oleh ibu kepada anak-anaknya," ungkapnya saat berceramah di sebuah majelis taklim ibu-ibu di wilayah Tangerang, hampir dua tahun lalu.
Kingkin bukanlah sosok seperti yang dicitrakan publik selama ini. Ia bukan anggota apalagi petinggi organisasi KAMI. Ia bukan pengurus partai. Apalagi sebagai aktivis yang cenderung gandrung dalam politik praktis.
Kingkin yang kami kenal adalah sosok Ustazah santun yang begitu peduli dengan muslimah Indonesia. Muslimah yang akan menjadi guru-guru bangsa untuk keluarganya. (Mh)