• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Rabu, 17 September, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Ketika KMP Hanya PKS dan Gerindra

Februari 1, 2016
in Berita
70
SHARES
541
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

images

Chanelmuslim.com- Soliditas Koalisi Merah Putih yang diprakarsai Golkar, Gerindra, PKS, PAN, dan PPP versi Djan Faridz ternyata hanya bertahan setahun. Satu per satu, mulai dari PAN, Golkar, dan PPP Djan Faridz menyatakan bergabung dengan koalisi partai pemerintah pimpinan PDIP.

Kini, praktis Koalisi Merah Putih yang sebelumnya menguasai parlemen, hanya menyisakan dua partai saja: Gerindra dan PKS. Lalu, bagaimana nasib KMP selanjutnya?

Antara Gerindra dan PKS

Hingga saat ini, dari sekian partai KMP, hanya Gerindra dan PKS yang bertahan. Ini tidak berarti Gerindra dan PKS tidak pernah dirayu koalisi partai pemerintah untuk gabung, tapi karena dua partai ini lebih memilih berada di luar pemerintah sebagai oposisi daripada bergabung.

Jika memakai kata kunci ‘dirayu’, berarti perlu adanya soliditas dan konsistensi para elit partai untuk tetap pada pendirian sebagai oposisi. Apa pun tawaran yang diberikan.

Antara Gerindra dan PKS, jika dinilai dari soliditas dan konsistensi para elitnya memiliki sedikit perbedaan. Dalam hal ini, Gerindra berada di atas PKS. Kenapa?

Pilihan Gerindra sebagai oposisi atau di luar pemerintah, bukan kali pertama. Sejak awal, partai pimpinan Prabowo Subianto ini sudah membuktikan diri selalu berada di luar pemerintah.

Sementara, PKS berada di barisan oposisi atau di luar pemerintah, justru pertama kali di periode ini. Sebelumnya, PKS selalu berada di dalam pemerintah, setidaknya selama dua periode kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.

Walaupun, di periode awal, masa pemerintahan Gusdur dan Megawati, PKS pernah berada di barisan oposisi. Tapi, periode itu ketika PKS hanya terdiri dari 7 orang perwakilan di DPR. Dan, hal itu berubah ketika perolehan suara PKS di atas 40 kursi di DPR.

Kedua, kepemimpinan Gerindra yang terpusat pada satu sosok, Prabowo, menunjukkan ketergantungan sekaligus soliditas Gerindra seperti apa yang diinginkan Prabowo.

Sehingga, sulit terjadi di tubuh Gerindra adanya upaya ‘gerilya’ atau kubu lain yang nyempal kemudian bergabung dengan koalisi partai pemerintah.
Sejatinya, melihat karakter PKS, soliditas dan konsistensi partai ini tidak berbeda dengan Gerindra. Bahkan mungkin melampaui. Tapi, pasca lengsernya ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, dan perubahan besar-besaran di jajaran elit, akhirnya memunculkan kubu dan friksi di PKS.

Setidaknya, hal itu terlihat dari kasus perseteruan Fahri Hamzah dengan pengurus baru PKS yang akhirnya mencuat ke publik. Hingga kini, arah dan upaya soliditas di PKS belum terlihat. Potensi konflik antara DPP PKS dengan para kadernya yang berada di DPR bisa terjadi kapan saja.

Tidak tertutup kemungkinan, jika para elit PKS tidak pandai mengelola konflik elit, akan muncul dualisme kepemimpinan PKS seperti yang terjadi di Golkar, dan PPP. Terlebih jika ada pihak-pihak di luar PKS yang sengaja mengelola potensi konflik ini sebagai pelemahan partai dari dalam.

Oposisi Dua Partai

Oposisi atau partai pengawas kinerja pemerintah melalui perwakilan di DPR ternyata tidak berbanding lurus dengan jumlah barisan partai oposisi. Dengan hanya dua partai pun, oposisi bisa efektif berjalan.

Di era pemerintah SBY, hampir semua partai bergabung dalam barisan koalisi pemerintah. Kecuali, dua partai yang konsisten berada di luar. Yaitu, PDIP dan Gerindra.

Tidak tanggung-tanggung, dua partai ini diuji selama dua periode atau sepuluh tahun masa kepemimpinan SBY. Dan selama itu pula, keduanya tetap pada pijakan awal: oposisi.

Menilai efektif tidaknya peran dua partai ini dalam peran oposisi memang tidak bisa terukur secara empiris. Tapi, posisi oposisi mereka akhirnya menguntungkan keduanya ketika SBY akhirnya tidak lagi masuk dalam bursa calon presiden.

PDIP dan Gerindra di pemilu tahun 2014 menempati posisi pertama dan ketiga dalam perolehan suara secara nasional. Kalau saja, keduanya tidak saling berhadapan dalam pemilihan presiden, hampir bisa dipastikan, tak ada satu kekuatan pun yang bisa mengungguli pasangan PDIP dan Gerindra.

Sayangnya, justru dua calon yang maju di pilpres berasal dari PDIP dan Gerindra: Jokowi dan Prabowo.

Bercermin dari pengalaman ini, semua berpulang kepada pilihan yang harus dipegang oleh Gerindra dan PKS. Akankah mereka akan tetap berada di barisan oposisi atau di luar koalisi partai pemerintah, atau balik badan seperti yang dilakukan PAN, Golkar, dan PPP?

Atau, Gerindra dan PKS solid dan konsisten sebagai oposisi, dan akan meraih kemenangan di pasangan pilpres berikutnya. (mh/foto:kompas)

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Mi Basah Mengandung Boraks Beredar di Aceh, Dinkes Minta Masyarakat Teliti

Next Post

Bolu Gulung Cokelat Moka, Penawar Sedih dan Duka

Next Post
Bolu Gulung Cokelat Moka, Penawar Sedih dan Duka

Bolu Gulung Cokelat Moka, Penawar Sedih dan Duka

Thailand dan Malaysia Minati Durian Pelangi Manokwari

Tarif Listrik Turun Hari Ini

  • Bun, Yuk Kenali Gangguan Pencernaan pada 1.000 Hari Pertama Bayi

    124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7377 shares
    Share 2951 Tweet 1844
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    4919 shares
    Share 1968 Tweet 1230
  • Rumah Zakat Action Dukung Penyintas Kebakaran di Senen, Jakarta Pusat

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3007 shares
    Share 1203 Tweet 752
  • Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil

    3923 shares
    Share 1569 Tweet 981
  • 25 Nama Bayi Laki-Laki Berawalan Huruf Z dalam Bahasa Arab

    625 shares
    Share 250 Tweet 156
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1367 shares
    Share 547 Tweet 342
  • Detik Terakhir Kehidupan Rasulullah, Kalimat Ummati Ummati Ummati Terucap

    503 shares
    Share 201 Tweet 126
  • 6 Ustadz yang Ceramahnya Lucu dan Asyik, Bikin Nggak Ngantuk saat Belajar Islam

    1406 shares
    Share 562 Tweet 352
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5063 shares
    Share 2025 Tweet 1266
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga