GELAR Karya Prestasi Anak Bangsa 2024 diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) pada tanggal 11 dan 12 Desember 2024 di Jakarta.
Acara ini merupakan ajang yang mempertemukan berbagai proyek sosial dan inovasi dari anak bangsa yang bertujuan untuk memperkenalkan karya-karya luar biasa dari para peserta didik kepada masyarakat luas.
Gelar Karya ini bertujuan untuk mempublikasikan inisiatif sosial dan talenta unggul yang dihasilkan oleh para peserta didik penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Program Sarjana Angkatan 4.
Selain itu, acara ini juga berfungsi untuk mendorong kolaborasi antara berbagai pihak dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM ) yang unggul serta memotivasi peserta didik lainnya untuk mengembangkan proyek kebaikan mandiri.
Pada acara ini, Mendikdasmen, Abdul Mu’ti menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya terhadap karya-karya yang dipamerkan oleh para peserta, yang tidak hanya menonjolkan inovasi, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan.
Gelar Karya Prestasi Anak Bangsa 2024 menampilkan 126 proyek kebaikan dari 496 peserta didik penerima BIM yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain pameran proyek, acara ini juga menyuguhkan beragam aktivitas menarik, di antaranya Pasar Inspirasi, Panggung Inspirasi, Gelar Wicara, dan Tanya Jawab Interaktif Proyek Sosial, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu sosial yang diangkat oleh proyek-proyek tersebut.
Baca juga: Khallika Sa’id, Kisah Haru Thariq Al Umari di Pameran Buku Riyadh
Karya Prestasi Anak Bangsa 2024 Bertujuan untuk Mempublikasi Talenta Unggul Anak Bangsa
Berbagai proyek yang dipresentasikan pun mencakup berbagai bidang, mulai dari pengelolaan sampah, pendidikan inklusif, hingga pemberdayaan perempuan dan pengembangan kreativitas anak-anak jalanan.
Salah satu proyek sosial yang menarik perhatian dalam Gelar Karya Prestasi Anak Bangsa 2024 adalah Hemisphere, yang digagas oleh lima penerima BIM dan didukung oleh 13 relawan dari SMA Pradita Dirgantara.
Proyek ini fokus pada pengelolaan sampah plastik dan manajemen krisis limbah di Indonesia. Project lead Hemisphere, Nayla Faizha Efendi menjelaskan bahwa proyek ini terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu aksi sosial dan penelitian.
Aksi sosial yang dilakukan meliputi kampanye anti plastik dan pengajaran tentang prinsip 3R ( Reduce, Reuse, Recycle) kepada masyarakat, khususnya melalui kolaborasi dengan sekolah dan organisasi-organisasi lokal seperti bank sampah.
Sementara itu, penelitian yang dikembangkan fokus pada pembuatan kapal pengangkut sampah yang akan digunakan di sungai-sungai di Jawa Tengah untuk mengurangi pencemaran limbah plastik.
Nayla mengungkapkan, meskipun proyek ini dimulai pada Desember 2023 dan masih berjalan hingga sekarang, tantangan terbesar yang dihadapi adalah pembagian waktu di tengah kesibukan sebagai asrama anak. Namun, berkat komunikasi yang baik dan kerja sama tim yang solid, semua kendala dapat teratasi.
Tidak hanya Hemisphere, proyek sosial Korumi juga turut hadir dalam Gelar Karya Prestasi Anak Bangsa 2024. Proyek ini lahir dari menyebarkan rasa ketidakamanan yang dirasakan oleh anak-anak penyandang disabilitas, khususnya di Bali.
Sherina Istana, salah satu anggota tim Korumi, menjelaskan bahwa Korumi menawarkan empat program utama, di mana program terpenting adalah pembuatan karakter dari kertas yang ditransmisikan.
Program ini bertujuan untuk membantu pemberdayaan anak-anak dalam mengekspresikan diri dan cita-cita mereka melalui seni. Selain itu, mereka juga dilatih untuk berbicara di depan publik, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Sherina menambahkan bahwa tantangan terbesar dalam melaksanakan proyek ini adalah proses pendekatan terhadap anak-anak penyandang disabilitas, yang memerlukan waktu lebih lama untuk memahami kebutuhan dan menggali potensi mereka.
Meskipun demikian, dengan kesabaran dan komunikasi yang baik, mereka berhasil menjalankan proyek ini dengan sukses.
Harapan mereka adalah agar Korumi dapat bermitra dengan SLB-SLB di Bali dan di seluruh Indonesia, sehingga lebih banyak anak penyandang disabilitas dapat merasakan manfaat dari program ini.
Dalam menghadapi masalah kekeringan yang semakin parah di Indonesia, Proyek Sosial Panen Abadi hadir dengan inovasi teknologi untuk menampung air hujan.
Proyek ini memanfaatkan teknologi hujan untuk membantu daerah-daerah yang kekurangan air bersih.
Meskipun menghadapi tantangan terkait pendanaan yang besar untuk membangun tangki air hujan, mereka tetap berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan dukungan dana melalui platform penggalangan dana.
Salah satu anggota tim Panen Abadi, Lanan, berharap bahwa dengan adanya laman Panen Abadi, mereka dapat lebih mudah mengakses donatur dan sponsor yang dapat mendukung kelangsungan proyek ini.
Selain itu, mereka juga berharap agar proyek ini dapat menjangkau lebih banyak daerah yang membutuhkan solusi air bersih.
Sementara itu, proyek Empower Her yang digagas oleh siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran, bertujuan untuk mengatasi kemiskinan menstruasi dan meningkatkan edukasi tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja perempuan.
Program ini melibatkan penyuluhan di sekolah-sekolah di Jakarta Utara dan Jakarta Selatan, di mana mereka mengedukasi para remaja perempuan tentang pentingnya kesehatan menstruasi dan memberikan akses kepada mereka untuk mendapatkan produk kesehatan menstruasi yang layak.
Sindi, salah satu anggota tim Empower Her, menyebutkan bahwa tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah dalam koordinasi dengan berbagai pihak eksternal, seperti sekolah dan puskesmas.
Meskipun demikian, mereka terus berupaya agar program ini dapat terus berjalan dengan lancar dan menyebar ke seluruh Indonesia.
Harapan mereka adalah agar kesadaran tentang kesehatan menstruasi dan reproduksi semakin meningkat, serta agar mereka dapat menyediakan akses kesehatan yang lebih baik di seluruh pelosok Indonesia.
Selanjutnya, proyek sosial Aksi Berkreasi, bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak-anak melalui kelas-kelas keterampilan dan kreativitas.
Anak-anak jalanan yang menjadi target dari proyek ini diberikan pelatihan membuat kerajinan tangan yang kemudian dijual untuk mendapatkan dana yang dapat digunakan untuk membantu mereka dalam melanjutkan pendidikan atau memulai usaha mereka sendiri.
Salva, salah satu anggota tim Aksi Berkreasi, mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam proyek ini adalah adaptasi terhadap anak-anak yang usianya jauh lebih muda dan pengalaman mereka yang terbatas.
Namun, dengan pendekatan yang tepat dan kerjasama dengan berbagai organisasi, mereka berhasil menjalankan proyek ini dengan baik.
Harapan mereka adalah agar Aksi Berkreasi dapat menjangkau lebih banyak anak-anak jalanan dan berkolaborasi dengan ahli kreativitas untuk mengembangkan potensi anak-anak ini lebih jauh.
Sedangkan proyek Anna yang diinisiasi oleh Naza Hanifah Khairunnisa dan tim dari SMA Kesatuan Bangsa, fokus pada pemberdayaan anak-anak penyandang disabilitas melalui pendidikan keterampilan.
Proyek ini bertujuan untuk mengurangi stigma terhadap disabilitas anak-anak, terutama di dunia kerja, dengan memberikan pelatihan keterampilan seperti fotografi, desain grafis, dan kerajinan tangan.
Selain itu, mereka juga membuka peluang bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk memamerkan karya-karya mereka melalui Anna Store dan menghasilkan pendapatan dari penjualan karya mereka.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Naza menyatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi adalah stigma negatif terhadap disabilitas anak-anak, namun mereka berhasil membuktikan bahwa anak-anak ini memiliki potensi luar biasa yang patut diapresiasi.
Harapan mereka adalah agar proyek ini dapat berkembang dan membuka lebih banyak kolaborasi, sehingga dapat membantu lebih banyak anak-anak penyandang disabilitas mendapatkan pendidikan dan keterampilan yang mereka butuhkan.
Gelar Karya Prestasi Anak Bangsa 2024 menunjukkan bahwa para peserta didik Indonesia tidak hanya fokus pada prestasi akademis, tetapi juga aktif berkontribusi dalam memecahkan masalah sosial yang ada di masyarakat.
Melalui proyek-proyek inovatif dan berdampak sosial, mereka telah menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan besar dan juga dalam membangun bangsa.
Kemendikdasmen berharap acara ini dapat mendorong lebih banyak anak muda untuk terus berkarya, berinovasi, dan memberi dampak positif bagi masyarakat, serta menjadi bagian dari ekosistem pengembangan talenta unggul di Indonesia. [Din]