Chanelmuslim.com-Bayi perempuan berumur 10 bulan akhirnya meninggal karena meminum ASI yang dicampur dengan air putih. Kejadian ini membuat kedua orangtua bayi masuk bui.
Ketidaktahuan orangtua dalam perkara sederhana seperti larangan mencampur ASI dengan air putih bisa mengancam nyawa anak.
Seorang bayi malang bernama Nevaeh Marie Landell yang masih berusia 10 bulan meninggal dunia setelah orangtuanya rutin mencampur ASI dengan air putih. Pencampuran itu menyebabkan tubuhnya kekurangan elektrolit dan sodium sehingga membuat otaknya bengkak.
Parahnya, kedua orangtua bayi malang tersebut, Herbert George Landell dan Lauren Heather Fristed tak segera membawa bayinya ke rumah sakit saat Navaeh menunjukkan reaksi tak wajar. Mereka bahkan tak tahu sama sekali bahayanya mencampur ASI dengan air putih.
Jaksa penuntut umum dalam kasus tersebut mengungkapkan bahwa alasan di balik aksi mereka itu adalah karena kepercayaan agama mereka melarang seseorang berobat di fasilitas kesehatan modern.
Setelah mereka mencampur ASI dengan air putih, mereka berdua sempat membawa anaknya ke rumah sakit, namun keadaan sudah sangat kritis dan serba terlambat sehingga bayi perempuannya tak dapat ditolong lagi.
Atas perbuatannya, Landell didakwa dengan pasal pembunuhan yang disebabkan oleh keteledoran. Fristed didakwa dengan pasal kekejaman tingkat pertama dan kedua terhadap anak-anak. Laporan berita AS menyatakan bahwa keduanya di penjara tanpa diborgol.
Peristiwa ini menyedihkan karena orangtua mestinya punya pengetahuan yang cukup terhadap persoalan ini. Kemudian, yang paling disesalkan, keyakinan terhadap agama membuat mereka abai akan waktu yang tepat untuk membawa anak ke rumah sakit.
Bolehkah memberi air putih pada bayi?
Organisasi kesehatan dunia seperti World Health Organisation (WHO) dan La Leche League International (LLLI) tidak menyarankan para orangtua untuk mencampur ASI dengan air putih. Apalagi, ASI mengandung 88% air, terutama pada bagian foremilk.
Kolostrum yang ada di dalam kandungan ASI akan membuat bayi terjaga dari dehidrasi, terutama saat ia baru saja lahir. Saat bayi berusia 6 bulan dan mulai belajar menggunakan cangkir, barulah ia boleh mencicipi sedikit air putih.
Menurut para ahli, pemberian air putih juga diperbolehkan jika bayi mengalami konstipasi atau susah buang air besar. Namun, pemberian air putih itu juga harus segera dihentikan jika BAB sudah lancar.
Dari dulu, perdebatan tentang baik atau tidaknya mencampur ASI dengan air putih maupun madu sudah banyak dilakukan. Kapan waktu yang tepat untuk memberikan air putih pun bisa berbeda-beda sesuai dengan kondisi bayi.
Misal, pada kasus di atas, sekalipun sudah berusia 10 bulan, pencernaan bayi tersebut belum cukup kuat untuk mencerna air putih. Lebih aman, memang harus dikonsultasikan ke dokter.
Banyak orangtua yang terpaksa berdebat dengan orangtuanya sendiri maupun mertua karena perbedaan keyakinan seputar cara memberi makan bayi. Ada anggapan bahwa bayi sekarang dan orangtua masa kini terlalu banyak aturan dan lemah, berbeda dengan bayi zaman dahulu yang pada usia 4 bulan saja sudah diberi berbagai asupan seperti pisang, madu, dan tajin.
Tajin adalah sari beras yang biasa ada saat sedang menanak nasi. Padahal, beras pada zaman sekarang kebanyakan mengandung pestisida sehingga cairan yang dihasilkan oleh tajin justru berbahaya jika dikonsumsi oleh bayi.
Perlu diingat, bayi di bawah usia 6 bulan belum membutuhkan apapun untuk tubuhnya selain ASI. Jika ibu tidak dapat memberinya ASI, maka susu formula tetap diperkenankan.(ind/asianparent)