• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 22 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Israel Terjebak dalam Perang Lawan Ormas

30/09/2024
in Berita
Heboh Tiga Negara Eropa Akui Kedaulatan Palestina

Ilustrasi, foto: The New York Times

78
SHARES
602
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ISRAEL terus merangsek kekuatan Islam di sekitar wilayahnya. Tapi sadarkah negara anti HAM ini bahwa mereka terjebak dalam perang melawan organisasi massa.

Ada yang menarik di perang Israel melawan kekuatan Islam saat ini. Yaitu, negeri Yahudi ini tidak sedang berperang melawan negara seperti Palestina, Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman. Tapi mereka sedang berperang melawan organisasi massa di negara-negara itu.

Di sejumlah media massa di Barat, juru bicara Israel mengklaim bahwa tidak sedang berperang melawan penduduk Gaza. Melainkan melawan Hamas.

Begitu pun tentang perang di Lebanon. Mereka mengklaim bahwa tidak berperang melawan pemerintah Lebanon. Melainkan dengan Hizbullah.

Hal yang sama juga terjadi di wilayah-wilayah lain seperti dengan kelompok bersenjata di Irak, Yaman, Suriah, dan mungkin akan menyusul yang lainnya.

Lebih Sulit daripada Melawan Negara

Di satu sisi, Israel mungkin ingin membuat citra baik tentang negaranya. Yaitu, mereka tidak sedang berperang melawan negara yang berdaulat. Melainkan berperang melawan “teroris”.

Namun, di sisi lain hal itu justru akan mempersulit dirinya untuk melakukan tindakan balasan. Karena yang ia perangi adalah sekelompok orang dalam sebuah negara. Bukan seluruh warga di negara tersebut.

Sehingga, jika militer Israel membumihanguskan sebuah wilayah, gedung, atau lainnya yang diklaim sebagai kelompok “teroris”, maka posisinya akan selalu disalahkan karena banyaknya jatuh korban warga penduduk biasa.

Masalahnya, bagaimana membedakan antara warga penduduk biasa dengan warga yang merupakan bagian dari kelompok bersenjata. Hal ini karena kelompok perlawanan jarang mengenakan seragam atau atribut tertentu.

Inilah posisi sulit secara politik pihak Israel. Seperti diskusi di media Barat, jubir Israel bingung ketika ditanyakan berapa orang aktivis Hamas yang sudah dibasmi Israel? Karena faktanya yang terbunuh puluhan ribu adalah wanita dan anak-anak.

Begitu pun yang terjadi di Lebanon beberapa hari lalu. Sebuah apartemen yang dirudal Israel, menewaskan 500 warga sipil.

Nah pertanyaan yang sama juga membingungkan pihak Israel: berapa aktivis Hizbullah yang berhasil dibunuh pihak Israel dalam penyerangan di sebuah apartemen itu? Karena nyatanya ratusan warga yang tewas adalah penduduk sipil tak berdosa.

Kedua, terjebak dalam perang melawan ‘ormas’ akan menjadikan Israel sebagai negara yang rendahan, terutama di pihak militernya. Karena tak satu pun data yang akurat tentang kekuatan militer sebuah ‘ormas’.

Hal ini akan menurunkan nilai tawar posisi Israel di mata militer dunia. Bahkan bisa dibilang tak punya wibawa lagi.

Padahal, Israel telah lama memposisikan dirinya sebagai negara adidaya baru dengan kekuatan militer yang digjaya. Mereka pun menjual produk-produk militernya ke negara-negara lain.

Dari sini akhirnya dunia melihat bahwa Israel dan kekuatan militernya tak lebih dari sekadar kekuatan negara selevel ormas atau kelompok bersenjata, seperti kelompok bersenjata narkoba di Meksiko, Kolombia, dan lainnya.

Tiga, jauh lebih sulit melawan kelompok bersenjata daripada melawan sebuah negara.

Perang melawan sebuah negara oleh negara lain begitu jelas. Seperti, perang Rusia melawan Ukraina. Ada prajuritnya, ada batas wilayahnya, dan ada indikasi menang dan kalahnya.

Tapi, berperang melawan kelompok bersenjata serba tidak jelas. Karena mereka bisa berada di wilayah negara mana saja yang mengizinkan eksistensi mereka.

Tidak heran jika Israel terprovokasi untuk ‘mengejar’ pemimpin ormas, seperti Ismail Haniyeh, dan yang belakangan adalah Hasan Nasrallah, rahimahumullah.

Pertanyaannya, apa ada jaminan dengan melenyapkan pemimpin ormas bersenjata akan menghentikan perlawanan mereka? Perhatikanlah dengan gugurnya Ismail Haniyeh. Bukan melenyapkan perlawanan, justru muncul pemimpin baru Hamas: Yahya Sinwar.

Begitu pun dengan kelompok bersenjata lain. Tak lama lagi, akan muncul sosok baru pengganti dari Hasan Nasrallah dan lainnya.

Sangat berbeda dengan pemimpin sebuah negara. Jika presiden atau rajanya berhasil dibunuh, maka negara itu akan tunduk secara otomatis.

Dengan kata lain, terjebak berperang melawan ‘ormas’, Israel sedang berperang abadi melawan musuh-musuh ideologinya. Dan hal itu akan menyedot energi yang sangat luar biasa.

Di sisi lain, pelindung utama Israel yaitu Amerika juga mengalami hal yang sama. Amerika akan kesulitan menyerang sebuah target sekelompok kecil warga negara tanpa harus merusak kedaulatan negara yang bersangkutan.

Sementara itu, Rusia dan Cina kian memposisikan diri sebagai negara yang menjadi ancaman besar Amerika, terutama dalam militer. Bayangkan jika dua negara itu juga ikut berkamuflase sebagai ‘ormas’ dan ikut berperang di sekitar Israel. [Mh]

 

Tags: Israel Terjebak dalam Perang Lawan Ormas
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Beberapa Kesalahan dalam Ihram

Next Post

Jangan Biarkan Nafsu Menguasaimu (1)

Next Post
Jangan Biarkan Nafsu Menguasaimu (1)

Jangan Biarkan Nafsu Menguasaimu (1)

Jus Sirsak dan Melon Dapat Melindungi Tubuh dari Radikal Bebas

Jus Sirsak dan Melon Dapat Melindungi Tubuh dari Radikal Bebas

Pertama Kalinya, Sekolah di Ibaraki Sediakan Makan Siang dengan Menu Halal Demi Dukung Keberagaman

Pertama Kalinya, Sekolah di Ibaraki Sediakan Makan Siang dengan Menu Halal Demi Dukung Keberagaman

  • Pulau Komodo NTT Dinobatkan Menjadi Destinasi Terbaik Dunia 2026 Versi BBC

    Pulau Komodo NTT Dinobatkan Menjadi Destinasi Terbaik Dunia 2026 Versi BBC

    130 shares
    Share 52 Tweet 33
  • Hadis tentang Lima Malam saat Doa Tidak Tertolak

    420 shares
    Share 168 Tweet 105
  • Batik Danar Hadi Tampilkan Fashion Show Bertema Kembang Parang

    136 shares
    Share 54 Tweet 34
  • Hukum Perayaan Hari Ibu dalam Islam

    71 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3296 shares
    Share 1318 Tweet 824
  • Indonesia Mendongeng 12 Ajak Santri TPQ Se-Nusantara 2025 Peduli Palestina dan Korban Banjir Sumatera

    73 shares
    Share 29 Tweet 18
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7738 shares
    Share 3095 Tweet 1935
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    476 shares
    Share 190 Tweet 119
  • Salimah Medan Menggelar Halalbihalal Akbar di Masjid Raya Aceh Sepakat

    106 shares
    Share 42 Tweet 27
  • KPIPA Bahas Salah Paham Boikot

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga