KALI ini sejenak luangkan waktu untuk melihat bagaimana dengan kokohnya tekad perjuangan hidup anak-anak Gaza yang telah diamputasi di tengah genosida yang terjadi.
Dalam permainan kartu, Hadi Zaqout yang berusia 12 tahun sekali lagi mengalahkan Randah Zalatimo dalam permainan Trump yang menegangkan, di mana pemain yang memegang kartu tertinggi dalam jenis tersebut memenangkan ronde tersebut.
“Raqzi khalto, raqzi,” gurau Hadi dalam bahasa Arab sambil tersenyum pada Zalatimo, yang artinya “fokus bibi, fokus,” dan bersikeras jika saja dia lebih memperhatikan, dia mungkin bisa belajar beberapa keterampilan dan memenangkan permainan kartu.
“Dia selalu berbuat curang, tetapi dengan cekikikan dan senyuman, dia berhasil melakukannya,” kata Zalatimo dari rumahnya di St. Louis, Missouri, tempat Hadi sekarang menghabiskan akhir pekannya, bermain dengan bibinya, seorang relawan untuk Heal Palestine, dan putranya yang berusia 13 tahun, Haider.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Hadi berasal dari Mawasi, di sebelah barat Khan Younis di Gaza selatan. Ia tiba di Amerika Serikat bersama ibunya Camille Zaqout pada bulan Mei untuk menjalani perawatan medis, setelah ia kehilangan kaki kanannya akibat serangan udara Israel pada bulan November lalu.
“Dokter di AS memuji amputasi saya dengan mengatakan itu dilakukan dengan sempurna, dan saya berkata tentu saja, di Gaza para dokter harus menjadi ahli dalam hal ini,” kata anak laki-laki itu.
Bantuan terbatas di luar negeri
Intip Perjuangan Hidup Anak-anak Gaza yang Diamputasi di Tengah Kekacauan yang Ada (1)
Hadi adalah bagian dari kelompok 22 anak yang dievakuasi dari Gaza ke Mesir sebelum tiba di Amerika Serikat sepanjang tahun.
Karena penutupan perbatasan dan pemeriksaan dokumentasi yang ketat, sebagian besar korban amputasi akibat perang ini tidak dapat meninggalkan Gaza untuk perawatan medis di luar negeri.
Hingga 12 September, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan otoritas Israel hanya mengizinkan 219 pasien meninggalkan Gaza sejak penutupan perbatasan Rafah pada Mei 2024.
Sebelumnya, dari 14.000 pasien yang diminta evakuasi medis sejak Oktober 2023, hanya sekitar 5.000 yang berhasil dievakuasi. Negara tuan rumah meliputi Turki, Qatar, dan Afrika Selatan.
Di AS, Heal Palestine telah dapat memberikan visa evakuasi medis kepada anak-anak, dengan syarat mereka tidak dapat mengajukan suaka, dan harus meninggalkan negara tersebut setelah perawatan mereka selesai.[Sdz]
Sumber: trtworld