INDONESIA kembali diakui sebagai kontributor utama terhadap perdamaian dan pembangunan regional di ASEAN.
Berdasarkan laporan dalam State of Southeast Asia 2025 oleh Singapore’s ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura (64.4%) dan Indonesia (41.0%) kembali diakui sebagai kontributor utama terhadap perdamaian dan pembangunan regional di ASEAN untuk tahun kedua berturut-turut.
Enam dari sepuluh negara anggota ASEAN memilih Singapura sebagai kontributor teratas, sementara Indonesia menjadi pilihan pertama bagi responden dalam negeri dengan persentase mencapai 77.8%.
Selain itu, Indonesia juga menjadi pilihan kedua bagi Kamboja, Myanmar, dan Singapura. Malaysia, sementara itu, menjadi pilihan pertama bagi dirinya sendiri dengan 70.8% suara dan meraih posisi kedua di Brunei (37.6%) dan Laos (31.1%).
Baca juga: Enam Wilayah di Indonesia Mulai Masuk Musim Kemarau pada April 2025
Indonesia Diakui Sebagai Kontributor Utama dalam Menjaga Perdamaian di ASEAN
Singapura diakui atas perannya yang konsisten dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, serta kerja sama regional.
Infrastruktur yang kuat, tata kelola yang efisien, dan pendekatan proaktif terhadap tantangan global membuatnya menjadi pilihan utama di enam negara ASEAN dan pilihan kedua di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Sementara itu, Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi terbesar dan populasi terpadat di ASEAN, menunjukkan pengaruh strategisnya melalui kebijakan pembangunan nasional dan diplomasi regional.
Pengakuan dari negara lain seperti Kamboja dan Myanmar menunjukkan meningkatnya otoritas Indonesia di kawasan ini.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Negara-negara ASEAN lainnya juga turut memberikan kontribusi signifikan. Thailand diakui oleh 26.1% responden, menunjukkan peran tradisionalnya sebagai pemain kunci dalam urusan regional.
Vietnam mendapatkan apresiasi dari 14.4% responden berkat pertumbuhan ekonominya yang pesat.
Filipina, Brunei, dan Kamboja masing-masing diakui oleh 8.5% responden, sementara Laos dan Myanmar, meskipun dengan persentase lebih rendah (4.1% dan 2.5%), tetap menjadi mitra penting dalam perjalanan kolektif ASEAN. [Din]