IBU, kau adalah kiblat nuraniku, tulisan yang beredar di media sosial ini ditulis oleh Djoko P. Abdullah, bertepatan dengan Hari Ibu, 22 Desember 2023.
Queen dianggap salah satu grup band paling sukses dan berpengaruh sampai saat ini.
Mereka telah menjual lebih dari 300 juta album di seluruh dunia. Dan mereka telah memenangkan 15 Grammy Awards.
Lagu-lagu mereka yang terkenal diantaranya “Bohemian Rhapsody”, “We Will Rock You”, “We Are The Champions” dan “Don’t Stop Me Now”.
Bohemian Rhapsody adalah lagu yang diciptakan sendiri oleh vokalisnya, Freddie Mercury.
Lagu ini berdurasi sekitar 7 menit, lagu ini dianggap salah satu lagu terbaik yang pernah ada dan telah memenangkan banyak penghargaan termasuk ,Grammy Awards untuk Record of the Year.
Tahukah Anda bahwa lagunya yang berjudul Bohemian Rhapsody, salah satu temanya bercerita tentang vokalisnya yang curhat kepada ibunya untuk memasuki dunia baru.
Dalam beberapa bait liriknya menyebutkan sang anak curhat kepada ibunya bahwa dia telah membunuh seseorang (laki- laki).
Kemudian dia akan memasuki dunia baru dengan mengatakan “Mama, life has just begun” (mama, hidup baru saja dimulai).
Selanjutnya sang anak melakukan hal ini tidak bermaksud membuat ibunya menangis.
Dan sang anak meminta maaf kepada ibunya kalau sejak sekarang sampai esok hari tidak pulang ke rumah (Mama, didn’t mean to make you cry, if i’m not back again this time tomorrow).
Semua yang dikatakan sang anak adalah bahasa kiasan (majas).
Waktu sang anak mengatakan dia telah membunuh seorang (laki-laki) sebenarnya dia telah “membunuh” dirinya sendiri sebagai seorang laki-laki.
Karena dia akan memasuki dunia Gay (homo). Artinya dia membunuh sifat laki- laki yang normal.
Kemudian dia mengatakan tidak bermaksud membuat ibunya menangis bahkan dia meminta ibunya tegar menghadapi hal ini.
Karena hampir dipastikan semua orang tua akan bersedih manakala anaknya mengambil langkah yang salah dan menyimpang dalam memilih jalan hidupnya.
Semua yang dikatakan Freddie Mercury kepada ibunya menunjukkan bahwa kehidupan rusak-rusakan yang akan dilakoninya tetap saja sang anak perlu “meminta izin” kepada sang ibu.
Di sinilah kebenaran bahwa ibu menjadi kiblat nurani semua orang, baik kelakuan yang konstruktif maupun destruktif.
Ibu dalam bahasa Arab disebut ummun, ia terambil dari kata amma yaummu “sesuatu yang banyak dituju”.
Bukankah seorang anak, jika membutuhkan dan meminta sesuatu tanpa disadari dia akan menghampiri ibunya? Ketergantungan anak begitu besar pada ibunya.
“Langit itu maskulin dan bumi adalah wanita, apapun yang dimasukkan ke dalamnya menghasilkan buah,” begitu pesan Rumi.
Siapapun dan apapun profesinya dia pasti punya ibu. Pembunuh mutilasi paling sadis punya Ibu.
Perampok paling brutal punya Ibu. Perompak raja tega punya Ibu. Bandar narkoba kelas kekap punya Ibu.
Bandar judi kelas dunia punya Ibu. Pelacur online (online prostitution) kelas atas punya Ibu. Koruptor kelas kakap -masuk keluar penjara- punya Ibu.
Ibu adalah sumber kehidupan, ia seperti air jernih yang mengalir di antara batang-batang kehidupan.
Tuturnya menyuburkan yang layu, kasihnya memekarkan putik-putik, dan tatapan matanya serupa rindang daun, meneduhkan dan menyejukkan perasaan.
Ibu adalah sumber kekuatan, dengan ketulusan ia mengajari kita nilai-nilai kehidupan, memeluk saat kita bersedih, dan menjadi sandaran pertama dalam kehidupan.
Ibu adalah poros kasih sayang keluarga. Dialah sumber cahaya kebahagiaan dalam rumah tangga.
Mengasuh dan memberi tanpa batas. Selalu berjaga dan terjaga. Menemani ketidakberdayaan anak dan bahkan suaminya.
Dia yang selalu mendahulukan anaknya dari pada dirinya sendiri. Mencintai tanpa batas dan menuntut balas.
Nabi Musa memiliki ketangguhan mental berkat cinta kasih ibunya.
Pun demikian halnya dengan Nabi Ismail yang memiliki ketaatan luar biasa, semuanya karena peran orang tuanya sendiri, utamanya sang ibu.
Imam Syafi’i, tumbuh menjadi ulama lintas zaman karena didikan ibunya yang luar biasa.
Demikian pula dengan Imam Bukhari, perawi hadis terpercaya itu juga tumbuh dalam perawatan langsung ibunya sendiri.
BACA juga: Pandangan Ulama Mengenai Hari Ibu
Ibu, Kau adalah Kiblat Nuraniku
Mengutip perkataan salah satu presenter beken Indonesia Najwa Shihab:
“Dalam narasi – narasi hidup yang nyata, perempuan menjadikan kekuatan tak terbatas. Berbuat untuk sebuah harapan, yang tak lagi dikeluhkan, tetapi diperjuangkan. Zona nyaman selalu menghadirkan ketenangan, tak semua siap menghadapi guncangan. Inilah sebuah pengabdian di jalan sepi, perjuangan yang seringkali tak bertepi.“
Jika ada penobatan untuk sebuah istilah yang terbaik yang pernah ada di dunia, maka istilah kasih ibu tak terhingga sepanjang masa adalah istilah yang paling luar biasa yang pernah kita dengar.
Bahkan istilah tersebut menjadi senandung yang indah dan sering diperdengarkan oleh semua ibu ketika ingin menidurkan buah hatinya.
Ibu, terima kasih atas segala waktu sulit yang telah dilewati. Terima kasih atas segala keringat yang bercucuran, saat kau merawatku.
Ibu, aku mencintaimu, inginku membahagiakanmu suatu saat nanti.
Ibu, aku pernah menulis sebuah puisi abal-abal saat perjalanan dari Pulau Sumbawa ke Pulau Lombok tepatnya di atas kapal Fery, tapi lupa kuberikan padamu.
Di hari yang istimewa ini saat yang tepat untuk kepersembahkan padamu.
Love Doesn’t Mean to Have
(Cinta Bukan Berarti Memiliki)
Kupandangi dari kejauhan mata.
Mengagumimu dengan sepenuh raga.
Walau sadar tak bisa menggapainya.
Tapi cinta tak bisa menawar rasa.
Kadang yang indah tak diciptakan untuk dimiliki.
Cukup dipandangi dari jauh.
Lalu disyukuri, bahwa dia pernah ada untuk dikagumi dalam diam.
Sudah tak lagi mampu kubaitkan senduku dalam puisi, karena terlalu banyak luka yang akan terbaca oleh mata yang selalu terjaga.
Jangan pernah membungkus dusta dengan alasan cinta, karena pasti akan ada air mata di ujung tawa.
Pandanglah laut lepas, jika kau ingin tahu makna kesetiaan. karena ombaknya adalah misteri dari romantika sejuta hati.
Happy Mother’s day.[ind]