ChanelMuslim.com – Hotel-hotel di sekitar halaman Masjidil Haram di Makkah pada hari Selasa kemarin diberi wewenang untuk mengeluarkan izin umrah kepada para tamu selama Ramadan sebagai bagian dari inisiatif untuk membantu menghidupkan kembali sektor perhotelan kota suci yang sedang berjuang karena pandemi.
Kementerian Haji dan Umrah akan mengawasi skema tersebut dalam kemitraan dengan Otoritas Saudi untuk Data dan Kecerdasan Buatan melalui aplikasi Eatmarna dan Tawakkalna guna memastikan semua protokol keamanan penyakit virus corona (COVID-19) yang diperlukan terpenuhi.
Baca juga: ASTON Priority Simatupang Hotel & Conference Center Berbagi Berkah Bersama Anak Yatim
Sektor perhotelan di Makkah telah mengalami kemerosotan dramatis dalam bisnis karena pandemi COVID-19 dan langkah tersebut dirancang untuk memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi industri perhotelan.
Dalam sebuah pernyataan kepada Saudi Press Agency (SPA), Wakil Menteri Haji dan Umrah Dr. Abdelfattah bin Sulaiman Mashat mengatakan penginapan sangat bergantung pada musim haji dan umrah dan dia berharap prosedur tersebut akan membantu lebih lanjut untuk memulai investasi di sektor tersebut. .
Rayan bin Osama Filali, ketua komite hotel, afiliasi dari Kamar Dagang dan Industri Makkah, mengatakan bahwa 1.800 hotel dan lebih dari 250.000 unit rumah di Makkah sedang dipersiapkan untuk menerima jamaah umrah pada Ramadan tahun ini.
Sebelumnya pada tahun lalu dilaporkan bahwa bisnis hotel di Makkah dan Madinah diproyeksikan akan kehilangan pendapatan hingga 40 persen dari kondisi normal. Apalagi jika kebijakan pembatasan jemaah umrah itu berlangsung lama, kerugian bisa lebih besar.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Makkah atau Makkah Chamber of Commerce and Industry (MCCI) untuk sektor perhotelan, Abdullah Filali, mengatakan di Makkah ada lebih dari 1.300 hotel.
“Sekarang bisnis ini sedang menuju musim yang sulit dan potensi kerugian tinggi jika larangan umrah berlanjut,” katanya seperti dilansir Arabnews.
Selain perhotelan, bisnis terkait di sektor pariwisata seperti maskapai penerbangan, katering dan transportasi juga akan terdampak. Karena menurut Filali, jemaah umrah menjadi pangsa pasar utama dari bisnis tersebut.
Sebagai upaya untuk menahan, agar kerugian tak membengkak, para pengusaha mengharapkan ada insentif dari Pemerintah. Selain itu, mereka juga berupaya menarik minat penduduk lokal Arab Saudi untuk menunaikan umrah. Di antaranya dengan menawarkan paket promo dan diskon.[ah/spa]