WEDDING Organizer Ayu Puspita bikin heboh. Puluhan calon pengantin mengalami ‘horor’ di hari bahagia mereka.
Pekan pertama bulan Desember lalu menjadi momen horor untuk sejumlah calon pengantin. Bayangkan, di H-1 hari pernikahan, WO tiba-tiba batal dengan alasan tidak jelas. Padahal, biaya sudah dibayar lunas.
Pada Sabtu pekan itu saja (6/12), diperkirakan ada 8 wedding yang berantakan. Tidak ada katering, dekorasi, dan lainnya. Padahal, mereka sudah siap-siap untuk menyambut hari ‘H’ paling bahagia mereka.
Di antara korban saat itu sebut saja Zahra. Tak ada ‘angin’ tak ada ‘hujan’, tiba-tiba seluruh vendor mengabarkan kalau mereka tidak bisa hadir. Mulai dari katering, dekorasi, dan lainnya. Padahal saat itu sudah menunjukkan pukul 11 malam menjelang hari H.
“Kakak besok punya cadangan lain gak?” begitu kira-kira bunyi chat yang disampaikan salah satu vendor ke Zahra pada hampir tengah malam itu.
Betapa rungsingnya Zahra, calon suami, dan dua keluarga besar mereka. Cadangan apa? Bagaimana mungkin menyiapkan cadangan hanya di selisih bilangan jam menuju acara pernikahan.
Ibu Zahra pun menangis karena kalut. Sulit membayangkan bagaimana nanti calon besan yang datang dari Sumatera, bagaimana para tamu yang bingung tak ada katering dan dekor, dan lainnya.
Bahkan, tempat untuk sekadar acara menikah pun menjadi tidak jelas. Padahal, tempat itu sedianya menjadi salah satu ruangan yang terpisah dan menjadi bagian di WO itu.
Akhirnya Zahra dan keluarga pasrah. Mereka berusaha tabah menerima apa adanya. Setidaknya, acara pernikahan bisa terselenggara. Itu saja.
Zahra pun mengontak lokasi tempat acara yang mestinya sudah disiapkan WO. Ia memohon agar bisa disediakan ruangan untuk sekadar acara akad nikah. Tanpa tamu undangan, tanpa katering, dan tanpa dekorasi. Hanya kehadiran keluarga besar dan KUA saja.
Sudah Bayar Lunas
Zahra dan calon suami memang mencari sendiri calon WO untuk pernikahan mereka. Nama WO-nya Ayu Puspita.
WO itu ia dapatkan saat menghadiri pameran di sebuah gedung wedding terkenal di Jakarta. Bahkan, untuk mendapatkan kepastian, ia sudah bayar DP.
Marketingnya memang luar biasa. Zahra diiming-imingi sejumlah bonus jika membayar lebih awal. Antara lain, bonus MC, band, dan lainnya.
Padahal satu bulan sebelum acara, Zahra mengaku kepada media sudah membayar lunas. Hal ini sebagai bagian dari syarat kepastian itu. Jumlahnya seratus juta rupiah lebih.
Dan satu hal yang sulit ia akan curiga: ada acara technical meeting atau pertemuan persiapan akhir acara hari H. Di situ hadir wakil dari katering, dekor, MC, dan lainnya.
Karena itulah, Zahra dan puluhan calon pengantin lain tak pernah curiga ada gelagat tipu-tipu di WO yang mereka pilih.
Gali Lobang Tutup Lobang
Siapa sangka kalau WO yang begitu ‘dahsyat’ di marketing tapi menyimpan potensi masalah besar. Masalah besar itu adalah adanya dugaan sistem keuangan ‘Gali Lobang Tutup Lobang’.
Artinya, uang dari konsumen digunakan untuk menutup biaya konsumen lainnya, tanpa ada perhitungan yang matang. Kalau salah satu pintu keuangannya macet, maka akan terjadi ‘musibah’ yang luar biasa.
Kemana uang konsumen yang sudah terbayar lunas?
Inilah yang masih diselidiki pihak kepolisian. Dugaan sementara, uang tersebut terhambat karena tersangkut masalah ekonomi. Dugaan yang memang masih penelusuran lebih jauh.
Bahkan, sebuah pengakuan dari salah satu mitra WO kepada media cukup membuat geleng-geleng kepala. Pasalnya, mereka biasanya dibayar setelah beberapa pekan acara usai. Bahkan ada yang sampai tiga pekan kemudian.
Ditangkap Polisi
Setelah para konsumen menggerebek rumah Ayu Puspita, akhirnya polisi turun tangan. Sejumlah konsumen pun melayangkan laporan resmi ke polisi.
Polres Jakarta Utara melalui konpresnya menyatakan bahwa sudah menangkap sejumlah tersangka, termasuk inisial AP tersebut.
Polisi menyebut ada 87 korban dari dugaan penipuan WO AP itu. Total kerugian sekitar 16 miliar rupiah.
Kepada wartawan, Zahra mengungkapkan kalimat terakhirnya tentang WO AP ini: “Tega banget sih, merebut momen paling bahagia orang!” [Mh]


