USIA seseorang itu terbatas. Tapi, usia prestasi bisa tanpa batas.
Sejarah Islam banyak menampilkan sosok berprestasi untuk umat ini. Usia mereka memang seperti umumnya yang lain. Bahkan tidak terlalu sampai tua. Tapi prestasi mereka terus dikaji dan disebut-sebut meski sudah berlalu ratusan tahun.
Di antara mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Meski sudah seribu tahun lebih berlalu, tapi prestasi mereka terus hidup hingga kini.
Begitu pun dengan generasi sesudah mereka. Ada Khalifah Umar bin Abdul Aziz radhiyallahu ‘anhu. Inilah mujtahid pertama dalam sejarah Islam.
Masa pemerintahannya hanya sekitar dua setengah tahun, dan usia hidup beliau hanya sekitar 39 tahun saja. Tapi, usia prestasi beliau masih segar hingga generasi saat ini.
Para ulama salaf juga seperti itu. Kilau prestasinya terus cemerlang hingga kini. Di antaranya, sosok Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i rahimahullah.
Beliau wafat di usia 54 tahun. Tapi, usia prestasinya masih terus ‘hidup’ hingga saat ini. Terutama, untuk umat Islam Indonesia.
Sosok muda lainnya adalah Muhammad Al-Fatih rahimahullah di abad ke-14 masehi. Beliau wafat di usia 49 tahun, tapi prestasinya terus menjadi pujian dan kajian generasi muda saat ini.
Begitu pun dengan para pejuang Islam Indonesia. Di antara mereka ada KH Khatib Al-Minangkabau, KH Nawawi Al-Bantani, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto, Haji Agus Salim, Buya Hamka, M Natsir, Muhammad Roem, dan lainnya.
**
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia.” (HR. Ahmad, Thabrani, Ad-Daruqutni)
Cobalah berusaha untuk menjadi yang paling bermanfaat untuk orang banyak, insya Allah, Allah akan mencukupi kebutuhan pribadi kita. [Mh]

