ChanelMuslim.com – Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Kamis kemarin (5/10/2017), mengklaim penyebab naiknya harga makanan pada bulan September karena meningkatnya harga minyak dan produk susu.
FAO mengatakan Indeks Harga Makanan mencapai 178,4 poin pada September, naik 1,4 poin atau 0,8 persen dibandingkan dengan Agustus dan naik 7,4 poin atau 4,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan harga minyak nabati dan sektor produk susu menyebabkan kenaikan nilai bulanan seluruh indeks, kata FAO dalam sebuah pernyataan.
Indeks biji-bijian merosot berkat panen yang baik untuk jagung di Amerika Utara dan gandum di Rusia, namun masih 8,0 persen di atas level September 2006.
"Stok biji-bijian dunia di akhir musim 2018 saat ini diperkirakan mencapai level tertinggi sepanjang masa sebanyak 720,5 juta ton," kata FAO.
Inflasi harga konsumen diperkirakan mencapai 2,3 persen tahun ini di negara-negara industri, menurut OECD, demikian AFP.
FAO menghidung Indeks Harga Makanan setiap bulan untuk mengukur perubahan harga internasional komoditas pangan, demikian APF.
FAO mengatakan Indeks Harga Makanan mencapai 178,4 poin pada September, naik 1,4 poin atau 0,8 persen dibandingkan dengan Agustus dan naik 7,4 poin atau 4,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Kenaikan harga minyak nabati dan sektor produk susu menyebabkan kenaikan nilai bulanan" seluruh indeks, kata FAO dalam sebuah pernyataan.
Indeks biji-bijian merosot berkat panen yang baik untuk jagung di Amerika Utara dan gandum di Rusia, namun masih 8,0 persen di atas level September 2006.
"Stok biji-bijian dunia di akhir musim 2018 saat ini diperkirakan mencapai level tertinggi sepanjang masa sebanyak 720,5 juta ton," kata FAO.
Inflasi harga konsumen diperkirakan mencapai 2,3 persen tahun ini di negara-negara industri, menurut OECD, demikian AFP.
FAO menghidung Indeks Harga Makanan setiap bulan untuk mengukur perubahan harga internasional komoditas pangan.[ah/antr]