BAYI yang diselamatkan dari rahim ibu yang sekarat akibat serangan Israel di Rafah.
Dilansir dari middleeasteye, Hani Mahmoud Qishta dilahirkan melalui operasi caesar ketika sebuah bom melukai ibunya secara kritis.
Dia baru berusia enam bulan ketika sebuah bom menghantam rumah kakek dan neneknya, menewaskan dia dan beberapa kerabatnya.
“Dia lahir di perang dan mati di perang,” kata sepupu Hani Mahmoud Qishta sambil menggendong mayat bayi berusia enam bulan di pelukannya.
Hani lahir pada tanggal 23 Oktober, hari yang sama ketika kehidupan kedua orang tuanya diakhiri oleh bom Israel.
Ayahnya, yang namanya Hani ambil, tewas seketika akibat serangan udara Israel.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ibu Hani, yang saat itu sedang hamil delapan bulan, terluka parah dalam serangan itu dan dilarikan ke rumah sakit di Rafah, Gaza selatan.
“Mereka melakukan operasi caesar dan Hani lahir dengan baik. Ibunya meninggal beberapa jam kemudian,” kata kerabatnya.
“Tapi tadi malam serangan udara Zionis menewaskan dia, dua saudara perempuannya, kakek, nenek dan anggota keluarga lainnya,” tambahnya.
Sekitar jam 11 malam pada hari Ahad (05/05/2024), rumah kakek Hani di lingkungan al-Salam di Rafah menjadi sasaran serangan udara Israel.
Baca juga: Hari Kebebasan Pers Sedunia, Konflik Gaza Paling Mematikan Bagi Jurnalis
Bayi yang Diselamatkan dari Rahim Ibu yang Sekarat Akibat Serangan Israel di Rafah
Beberapa anggota keluarga Qishta telah berlindung di sana.
“Hani hanyalah seorang bayi yang tidak banyak melihat kehidupan. Dia tampak persis seperti ayah dan ibunya,” kata kerabat tersebut.
“Ada juga Layan Fadi Qishta, satu lagi anak dari keluarga yang dibunuh. Dan kedua kakek dan nenek Hani. Dan ada Shafi Qishta, yang menikah tujuh bulan lalu di bulan September. Dia dibunuh bersama istrinya.”
Beberapa hari yang lalu, seorang bayi lainnya meninggal di Gaza setelah diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel.
Sabreen al-Sakani dilahirkan melalui operasi caesar di Rafah pada 21 April, setelah ibunya terbunuh oleh pemboman Israel.
Sabreen, yang beratnya hanya 1,4 kg saat dilahirkan, meninggal empat hari kemudian dan dimakamkan di samping ibunya.
Militer Israel menggempur Rafah semalaman dan Senin pagi, menewaskan sedikitnya 22 warga Palestina di 11 rumah di seluruh kota.
Pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 34.600 warga Palestina sejak perang di Gaza dimulai pada bulan Oktober, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, sementara pengepungan di wilayah pesisir telah menempatkan mereka di ambang kelaparan.[Sdz]