ChanelMuslim.com—Sejak pagi-pagi buta, ratusan personil dari Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM), semacam pasukan paramiliter Muhammadiyah Cabang Klaten, sudah berjaga-jaga dilokasi pemakaman tempat jenazah Siyono, 34 tahun, Ahad (3/4/2016).
Mereka berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan untuk mengantisipasi gangguan jalannya proses autopsi terhadap jasad Siyono, 34, korban yang meninggal dalam penangkapan terduga teroris oleh pasukan Detasemen Antiteror 88.
Tepat sekira jam 06.00 proses autopsi almarhum Siyono pun dimulai menggali kuburan yang dipimpin oleh tim forensik, Prof. Dr. drg. Sudibyo, SU., Sp. Perio, ini.
Sriyanto, komandan Kokam dari Kecamatan Gantiwarno, Klaten menjadi salah satu relawan yang dikerahkan untuk menggali makam Siyono. Secara tegas, ia tak mau bercerita secara terbuka terkait proses penggalian makam dan kondisi jenazah Siyono. “Saya takut salah tafsir nanti, Mas,” ujar Sriyanto usai proses penggalian usai, seperti dikutip Kiblat.net
Namun, salah seorang anggota Kokam lainnya bercerita bahwa ia merasa takjub saat ia ikut dalam proses penggalian makam Siyono. “Subhanallah. Luar biasa sekali. Jasadnya utuh, tidak ada bau sama sekali,” ujarnya.
Pria setengah baya yang enggan disebutkan namanya ini menjelaskan kondisi jasad Siyono masih utuh, sama seperti dikuburkan sekitar duapuluh hari yang lalu. “Giginya masih utuh, hanya rambutnya saja yang sedikit berkurang,” tambahnya.
Sekretaris Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono turut mengkonfirmasi keutuhan jasad Almarhum Siyono. Endro yang turut menyaksikan proses autopsi jenazah sempat berbincang dengan Prof. Sudibyo, yang menurutnya, kondisi tanah lempung yang basah di sekitar makam sangat membantu awetnya kondisi jenazah.
“Proses autopsi yang dilakukan terhadap Siyono bukanlah autopsi untuk identifikasi namun penentuan tempat luka/trauma pada jasad Siyono,” ujar Prof. Sudibyo, seperti dituturkan Endro.
Pakar odontologi forensik ini melanjutkan, biasanya dalam rentang waktu dua puluh hari kondisi perut jenazah pada umumnya sudah dalam keadaan terburai. Namun, hal itu tidak terjadi pada jenazah Almarhum Siyono. “Dokter-dokter forensiknya juga banyak yang gak pakai masker. Karena tidak berbau,” sebut Endro.
PP Muhammadiyah mengerahkan 9 dokter spesialis forensik untuk memeriksa jasad Siyono, yang terdapat dugaan adanya penyiksaan sebelum menghembuskan nafasnya.
Sebelum zhuhur, proses autopsi itu selesai. Hasil final otopsi memang belum bisa disampaikan namun sedikit keterangan kami dapat dari tim dokter forensik. “Memang ada bekas luka benda tumpul di beberapa bagian tubuh, tapi perlu diuji lab lebih lanjut untuk membuktikan apakah itu penyebab kematian almarhum. Butuh waktu sampai dengan 7 hari untuk uji lab di Jogja dan Semarang”, ujar dr. Gatot, Ketua Tim Dokter Forensik dari Muhammadiyah, seperti dikutip Sangpencerah.com.
“Alhamdulillah proses otopsi sudah selesai sekitar pukul 11.15 WIB, sekarang jenazah sudah dimasukkan kembali dan sudah ditutup tanah oleh KOKAM”, jelas Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DIY, Iwan Setyawan, yang ikut dalam proses autopsi, seraya berharap semoga setelah ini terungkap kebenaran sesungguhnya. (mr/foto: sangpencerah.com)