Pada saat Jerman mempersiapkan diri untuk merayakan Natal, perayaan musiman di timur kota Dresden dirusak oleh ketegangan anti-imigrasi yang sudah memasuki bulan kedua.
“Mereka jelas Nazi,” Kathi Wetzel, 50 tahun, mengatakan kepada New York Times pada hari Senin kemarin (8/12/2014) ketika ditanya tentang aksi demonstran anti imigrasi.
Baca Juga: Israel Setujui Rencana Imigrasi 2.000 Yahudi Ethiopia
Anti Imigrasi dari Kelompok Neo Nazi Semakin Meningkat di Jerman
Selama beberapa minggu terakhir, ribuan anggota sayap kanan dari Partai Nasional Demokrat (NPD) dan massa hooligan telah menggelar aksi protes anti imigrasi di kota Timur Dresden.
Dipimpin oleh aktivis neo-Nazi Lutz Bachmann dan organisasi Patriotik Eropa Melawan Islamisasi di Barat (Pegida), menggelar aksi protes dengan tema “Kami adalah masyarakat!”.
“Jelas, kita berhadapan dengan kelompok campuran – yang dikenal tokoh dari NPD, hooligan sepak bola, tetapi juga sejumlah besar warga biasa,” kata Frank Richter, direktur Saxony untuk pendidikan politik.
Mengibarkan bendera nasional, sekitar 7.500 pengunjuk rasa ikut berpartisipasi dalam pawai selama satu jam di Dresden Senin kemarin.
“Kami kehilangan negara kami,” kata salah satu poster yang dibawa demonstran, sementara poster lain berbunyi “Perlindungan Heimat tidak untuk Islamisasi.”
Jerman diyakini menjadi rumah bagi hampir 4 juta Muslim, termasuk 220.000 di ibukota Berlin. Muslim keturunan Turki membuat sekitar dua pertiga dari minoritas Muslim yang ada di Jerman.
Kekhawatiran tentang kenaikan Islamofobia dan rasisme di Jerman semakin meningkat baru-baru ini, di tengah eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terutama serangan pembakaran yang menargetkan masjid.
Hampir 81 serangan menargetkan masjid telah dilakukan sejak tahun 2012 di Jerman.
Bulan lalu, aksi protes anti-Salafi di kota barat Jerman Cologne telah berubah menjadi aksi kekerasan setelah kelompok Neo-Nazi dan hooligan menyerang pasukan polisi yang menyebabkan tiga belas polisi terluka.[af/onislam]