ChanelMuslim.com – Dengan tatapan sedih di wajahnya, Shadi Farah, seorang anak berusia 15 tahun, mengenang penyiksaan interogator Israel terhadap dirinya di penjara.
"Israel menggunakan semua metode keji selama interogasi dari membuat lemas, hingga memukul untuk memberi kita pil halusinogen," kata Farah kepada Anadolu Agency.
"Saya mengingat hari-hari menderita itu sebagai mimpi buruk dan sakit kepala karena obat-obatan yang harus kita konsumsi."
Anak Palestina itu ditangkap pada Desember 2015 dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara atas tuduhan mencoba "menimbulkan bahaya serius" terhadap warga Israel.
Dia juga diperintahkan untuk membayar denda setara $ 1.400.
Menurut kelompok pembela Hak Asasi Anak Palestina, anak di bawah umur Palestina sering dipaksa menandatangani dokumen yang ditulis dalam bahasa Ibrani meskipun mereka tidak tahu bahasanya.
Mereka juga sering diinterogasi tanpa kehadiran orangtua atau pengacara mereka, kata kelompok HAM.
Anak-anak juga sering ditahan bersama orang dewasa, dan anak di bawah umur sering melaporkan ditendang, ditampar dan ditutup matanya saat penangkapan dan / atau saat interogasi.
"Sekitar 90 persen anak-anak yang ditahan menjadi sasaran pelecehan dan penghinaan verbal oleh perwira militer Israel," kata Khaled Quzmar, kepala kelompok hak asasi manusia.
Dia mengatakan 30 persen anak di bawah umur Palestina yang ditahan oleh Israel telah mengalami penganiayaan fisik saat berada dalam tahanan.
Menurut Quzmar, 80 persen anak-anak yang ditahan tidak mendapatkan akses ke penasihat hukum sebelum diinterogasi.
Ahmad al-Zatari, seorang anak berusia 15 tahun, mengatakan dia dipukuli dan dicekik oleh interogator Israel selama interogasi.
"Saya ingat dengan sangat jelas," kata al-Zatari, sambil menahan air matanya.
"Saya masuk ke ruangan dan satu integrator ada di sana," kata remaja Palestina tersebut. "Dia mulai mengajukan pertanyaan dan meminta jawaban cepat."
“Saya baru berusia 12 tahun selama interogasi dan pertanyaannya tidak jelas bagi saya sehingga saya tidak bisa menjawabnya,” kata al-Zatari.
Tiga puluh menit kemudian, dia ingat, interogator Israel mematikan kamera dan mulai memukuli saya.
"Dia melompati saya dan meletakkan tangannya di leher saya dan mulai berteriak pada saya," ungkapnya.
"Itu adalah pengalaman yang mengerikan," kata al-Zatari. “Saya pikir dia akan membunuh saya. Pada saat itu, saya mulai berpikir tentang keluarga saya dan bahwa saya tidak akan melihat ibu saya lagi. ”
Menurut Lembaga Tahanan Palestina, sebuah LSM, sekitar 900 anak di bawah umur Palestina telah ditahan oleh pasukan Israel tahun ini.
Pada 2018, sekitar 270 anak terus merana di dalam fasilitas tahanan di seluruh Israel.[ah/anadolu]