Pada saat kemarahan atas kartun melecehkan nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo melanda seluruh dunia Muslim, seruan untuk memboikot produk Prancis semakin berkembang di kalangan pemuda Arab.
“Hal ini diperlukan untuk memboikot produk-produk makanan dan parfum Prancis sehingga bisa memukul ekonomi Prancis karena mereka mengabaikan perasaan umat Islam dengan menerbitkan kartun yang menghujat nabi,” pesan yang diposting oleh salah satu pengguna di berbagai situs jejaring sosial seperti dikutip Arab News.
“Ini adalah solusi terbaik untuk membela Islam dan Nabi kita Muhammad (saw),” tambah pesan tersebut.
Seruan untuk memboikot produk Prancis telah muncul di berbagai jejaring sosial selama beberapa hari terakhir.
Seruan itu termasuk menampilkan daftar nama-nama produk populer Prancis yang tersedia di rak-rak lokal di banyak negara Muslim dan konsumen harus memboikotnya.
“Ya, saya akan berhenti membeli produk Prancis karena kartun hujatan terhadap Islam,” ujar Adel Hassan, seorang warga Saudi.
Dia mengatakan Prancis telah lupa bahwa mereka memiliki banyak perusahaan yang mengekspor produknya ke Arab Saudi.
Dia mengatakan pelanggan harus memastikan produk Prancis harus dibuang ke sampah dengan tidak membelinya.
Pesan serupa disampaikan oleh pengguna media sosial Yordania yang meluncurkan kampanye menyerukan boikot produk Prancis, dengan tema “Boikot Prancis.”
Kampanye, yang berhasil menarik lebih dari 4000 orang, menargetkan investasi Prancis termasuk sejumlah pompa bensin produk Prancis dan super market Carrefour.
Penyelenggara kampanye berusaha memberikan tekanan kepada Prancis untuk mengakhiri publikasi kartun ofensif.
Emad Kareem, seorang praktisi PR di sebuah agensi lokal, mengatakan kepada Arab News bahwa beberapa perusahaan Prancis telah menyewa perusahaan PR untuk menangani reaksi dari konsumen Muslim.
Dia mengatakan beberapa perusahaan Prancis telah meluncurkan kampanye untuk meningkatkan citra mereka sehingga mereka dapat mengurangi dampak atas penjualan mereka yang mengalami boikot.
“Ada beberapa perusahaan Prancis, terutama di negara-negara Teluk Arab yang mengimpor produk makanan Prancis, yang mengatakan mereka mengutuk penyalahgunaan agama dan kartun yang menghujat dari Charlie Hebdo,” kata Karim.
“Jika aksi boikot produk Prancis meluas, perusahaan akan berurusan dengan lembaga PR untuk mengelola krisis ini.”[af/onislam]