Oleh: Sirat Rizhqi P. (Pengajar Alquran)
ChanelMuslim.com-Seorang penyair mengatakan, “Para kesatria tidak bisa lahir kecuali di dalam masjid kita yang luas dan di bawah naungan alquran dan hadits-hadits sahih”.
Diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa Nabi saw bersabda:
ادبوا اولادكم على ثلاث حصال: حب نبيكم وحب ال بيته وتلاوة القراًن فان حملة القران فى ظل الله يوم لاظل الا ظله مع انبياءه واصفيائه
“Didiklah anak-anakmu atas tiga hal; mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya dan membaca Alquran, karena orang mengamalkan Alquran nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci”
Di antara tugas pokok dari orang tua adalah menanamkan rasa cinta akan tiga hal: cinta kepada nabi dan keluarganya, dan cinta kepada Alquran. Ketiga hal tersebut lahir dari kecintaan kepada Allah, Maha Pencipta.
Selain perintah Allah dan ajaran Nabi, menanamkan cinta pada Alquran pada anak yang masih belia adalah tugas mulia. Tugas ini akan memberikan banyak manfaat kepada anak dan juga orang tua.
Anas meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Bayi yang dilahirkan hingga mencapai baligh, kebaikan yang ia kerjakan (pahalanya) ditulis untuk kedua orang tuanya dan kejelekan yang ia kerjakan (dosanya) tidak ditulis bagi dirinya maupun orang tuanya. Jika ia mencapai usia baligh, qalam (catatan amal) berlaku baginya”. (HR Ahmad dan Abu Ya’la dalam Musnad Abu Ya’la)
Mengajarkan Al Qur’an kepada anak akan mendatangkan kebaikan dan pahala untuk anak maupun orang tua. Apalagi Alquran adalah kalam Allah, sumber petunjuk, hidayah dan kemuliaan.
Sa’ad Riyadh menyampaikan pada usia dua tahun jika seorang anak merasakan kecintaan orang tua kepada alquran di balik tingkah laku mereka, maka hal ini akan berimbas kepada diri anak secara langsung.
Dalam penelitiannya, Dr. Muhammad Ratib An Nablusi menyebutkan, “Melalui penelitian yang saya lakukan dalam bidang pendidikan, saya tahu bahwa usia paling penting untuk menanamkan kebiasaan, tradisi, prinsip, dan nilai-nilai adalah usia anak berada dalam buaian ibu, kemudian usia belajar di sekolah dasar.”
Maka ini usia terbaik mengajarkan adab terhadap alquran, sebagai contoh, Alquran diletakkan di tempat yang tinggi dan bersih. Tidak boleh menaruh apapun di atas alquran.
Imam Al Ghazali menyampaikan apabila selesai masa penyusuan, seorang ayah hendaknya mengajarkan anak tentang kebaikan dan adab sebelum diserang hal-hal tercela. Lebih spesifik, pendapat ahli ilmu lain menyatakan bahwa interaksi dengan anak usia dini merupakan tahap yang sangat penting untuk menanamkan rasa cinta pada Alquran.
Langkah-langkah menanamkan kecintaan pada Alquran.
1. Luruskan niat, ikhlas dalam memandu anak cinta Alquran
Seorang ibu dan ayah yang memiliki niat yang ikhlas, Allah akan memberikan keberkahan kepada mereka melalui anaknya. Meneladani Istri Imran yang niatnya jujur, menghajatkan anak dalam kandungan untuk menjadi seorang yang mengabdi di Baitul Maqdis maka Allah menjadikan niatnya nyata. Bahkan anak yang dilahirkannya menjadi perempuan paling mulia, suci dan taqwa pada masa itu.
Orang tua yang menghendaki anaknya mencintai Alquran hendaknya meluruskan niatnya. Semata-mata usahanya adalah mencari ridho Allah. Orang tua harus menyadari bahwa usaha dakwah kepada buah hatinya yang masih belia adalah bentuk tanggung jawab atas amanah dari Allah swt. Bukankah setiap muslim akan dimintai pertanggungjawaban atas amanahnya?
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِه
Telah menceritakan kepada kami [Ismail] Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] radliallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketahuilah, Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak, dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.”
(Hadits riwayat Bukhari)
2. Usahakan selalu berdoa dan mendekat kepada Allah
Hari-hari yang dilalui orang tua dalam mengajarkan Alquran kepada anak tidak selalu mudah, bahkan akan banyak godaan. Godaan itu berupa ketergesaan (ingin segera memetik hasil), godaan cepat puas, godaan marah dan godaan yang paling besar adalah kurangnya istiqomah dalam memberi teladan.
Apapun kondisinya, doa dan kedekatan kepada Allah adalah mutlak. Tanpa bantuan Allah, petunjuk-Nya, mustahil usaha orang tua menanamkan cinta pada kitabullah sampai tahap mengamalkan dan mengajarkan.
Dalam kitab shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.”
3. Membiasakan anak mendengarkan Alquran
Alquran adalah mukjizat, baik dari sisi kandungan, bentuk bahasa maupun bunyi. Suara yang dihasilkan dari orang yang membaca Alquran akan memberi dampak yang sangat baik kepada yang membaca maupun mendengar.
Sebuah survey yang dilakukan oleh Dr. Ahmed Al-Qadhi di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan ayat suci Alquran, ternyata memberikan perubahan fisiologis yang sangat besar. Sel-sel dalam tubuh akan lebih sehat, juga mempengaruhi ketenangan syaraf.
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (204) }
Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian mendapat rahmat.
Setelah Allah Swt. menyebutkan bahwa Alquran adalah bukti-bukti yang nyata bagi manusia dan petunjuk serta rahmat bagi mereka, lalu Allah Swt. memerintahkan agar mereka mendengarkannya baik-baik serta penuh perhatian dan tenang di saat Alquran dibacakan (Tafsir Ibnu Katsir)
Membiasakan anak usia dini mendengarkan Alquran akan memudahkan mengkondisikan jiwa dan fisiknya untuk mempelajari Alquran. Jiwanya akan tenang karena rahmat Allah yang turun, bahkan anak akan mendapat pahala dengan mendengar al quran. Fisiknya lebih siap karena keseringannya mendengar Alquran.
Dr. Kameel el-Laboody dari Mesir yang telah mengantarkan ketiga anak beliau (Tabarak, Yazid dan Zeenah) menjadi penghafal Alquran dalam usia balita (kurang dari 5 tahun) menceritakan, “ketika anak kita baru lahir, dari usia 1 hari perdengarkan Alquran setiap harinya 1 juz dan diulangi sebanyak 5 kali (atau lebih). Idealnya alquran dibacakan oleh sang Ibu atau Bapak, namun kalaupun tidak, dapat menggunakan MP3 Alquran per Juz.
Ulangi terus selama satu bulan. Jadi dalam waktu 1 bulan diulang sebanyak 150 kali tiap Juz-nya. Kemudian baru lanjut ke Juz berikutnya, hingga selesai 30 Juz dalam 30 bulan, yang berarti anak sudah berumur 2,5 tahun. Dalam usia 2,5 tahun, sang anak sudah mendengarkan 30 Juz Alquran sebanyak 150 kali khatam.
MaasyaAllah…bukan hanya terbiasa, tapi anak balita akan lebih mudah dalam menghafal. Kebiasaan inilah yang akan membuat rasa cinta tumbuh.
4. Menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan
Hati yang senang akan membuat anak lebih siap dengan belajar. Bukan berarti mempelajari alquran sambil bermain-main. Melainkan suasana menyenangkan yang hadir yang dimaksud adalah dari orang tua atau guru yang ceria, lembut dan penuh perhatian, tidak mudah marah atau mencela kesalahan. Rasulullah memperhatikan dengan jeli perbedaan karakter peserta didik. Beliau mengajari sesuai kadar pemahaman dan kedudukan juga perasaan muridnya.
Suasana belajar yang menyenangkan juga dari sarana dan media yang dipakai. Metode yang variatif juga akan membuat anak tertarik. Di usia balita, anak perlu dirangsang semua inderanya agar optimal tumbuh kembangnya.
Hal ini akan semakin baik apabila alquran adalah hal yang merangsang seluruh inderanya, sebagai contoh indera penglihatan terstimulasi dengan melihat rangkaian huruf alquran, pendengaran terbiasa mendengar lantunan Alquran.
5. Ceritakanlah kisah dalam Alquran
Ciri paling menonjol dari anak usia balita adalah kegemarannya mendengar cerita. Orang tua atau guru bisa memilih cerita hewan-hewan dalam alquran, kisah pasukan gajah dan kelahiran Rasulullah , kisah Nabi Sulaiman dan burung Hud-hud. Dr Sa’ad Riyadh menyampaikan, “Sebelum memulai bercerita katakanlah kepada anak. Sayang, kita sama-sama mendengarkan salah satu kisah alquran, yuk.” Dengan semakin sering mengulang kalimat ini, kecintaan anak-anak pada kisah tersebut akan mempengaruhi kecintaannya pada Alquran.
6. Motivasi dengan hadiah dan pujian
Generasi salafus sholeh dikenal dengan usahanya yang sungguh-sungguh dalam menanamkan kecintaan anak pada ibadah. Mereka tak kenal lelah memberi teladan, mengajari, meluruskan kesalahan anak bahkan yang masih balita.
Anas bin Malik selalu mengumpulkan seluruh anggota keluarganya apabila telah mengkhatamkan Alquran, ia mengajak semuanya berdoa kepada Allah. Menjadikan momen bersama Alquran adalah masa yang istimewa.
Motivasilah anak dengan pahala-pahala orang yang memuliakan Alquran. Ringan tanganlah dalam memberikan hadiah kepada anak yang berhasil menghafal surat tertentu atau mengamalkan ayat yang sudah ia pelajari.
Dulu seorang ulama salaf menyelipkan uang di bawah tikar untuk anaknya yang rajin belajar sholat. Hadiah tidak harus berupa uang. Tapi dengan hadiah akan mengikat cinta anak pada orang tua dan Alquran.
Penutup
Islam memberi perhatian pada anak-anak sebagaimana memberikan perhatian pada orang dewasa. Rasulullah mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang dan keteladanan sebagaimana mendidik sahabat yang dewasa.
Anak balita sekecil apapun kebaikan yang dilakukannya, maka orang tuanya akan mendapat pahala sempurna. Maka bersemangatlah menanamkan cinta anak kepada Alquran, diawali dari niat yang ikhlas, diiringi dengan doa dan usaha dan keteladanan yang tiada lelah.
Wallahu’alam bi showab
Sumber bacaan:
Abu Ghuddah, Abdul Fatah, 2015. Muhammad Sang Guru, Menyibak Rahasia Cara Mengajar Rasulullah, terj. Temanggung: Armasta.
Khalid, Amru, 2014. Ibadah Sepenuh Hati, terj.Solo: Aqwam.
Sa’ad, Jum’ah, 2017. Ibunda Tokoh-Tokoh Teladan, Kisah Inspiratif di Balik Lahirnya Tokoh Hebat, terj. Solo: Aqwam.
Sa’ad, Riyadh, 2012. Ingin Anak Anda Cinta Al Qur’an?, terj. Solo: Aqwam.
http://menghafal-quran.blogspot.co.id/2017/08/metode-hafal-al-quran-tabarak-untuk.html?m=1
(ind)