ChanelMuslim.com – November ini musim dingin memang belum tiba di Gaza, namun sejumlah hal harus dipersiapkan agar setiap orang dapat menjalani musim dingin dengan nyaman.
Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Gaza pun menemui Kepala Otoritas Lingkungan dan Pelayanan Pengolahan Limbah Abd Al Karim Abu Al Qomboz. Menurut Abd Al Karim, masih banyak sektor yang membutuhkan penanganan bersama, antara lain drainase, bahan bakar untuk mobil operasi limbah, penjernih air, hingga kurangnya fasilitas untuk berteduh atau payung dan kursi umum di jalan-jalan utama.
[gambar1] Relawan ACT di Gaza menemui Kepala Otoritas Lingkungan dan Pelayanan Pengolahan Limbah Abd Al Karim Abu Al Qomboz
“Jalur Gaza harus menderita bertahun-tahun setiap kali musim dingin. Di tengah kondisi ekonomi yang darurat, ada sejumlah proyek yang harus kami penuhi segera agar masyarakat dapat hidup dengan layak di musim dingin mendatang,” terang Abd Al Karim.
Selain permasalahan publik, sejumlah penduduk Gaza juga menghadapi persoalan saat menghadapi musim dingin. Atap rumah mereka banyak yang mengalami kebocoran, mereka kekurangan bahan makanan dan perlengkapan musim dingin seperti selimut dan jaket.
Pada pertengahan musim dingin 2018 lalu, keluarga Asmma Abdullah Alborsh menerima bantuan pemanas ruangan. Ibu dengan dua orang putra itu mengungkapkan rasa syukurnya.
“Kami berterima kasih banyak kepada para dermawan ACT yang telah membantu kami dengan pemanas elektrik. Di musim dingin kali ini, kami memang membutuhkan lebih banyak bantuan. Kami berdoa, semoga Allah membalas kebaikan orang-orang Indonesia dengan sesuatu yang lebih baik lagi,” ungkapnya kala itu.
[gambar2] Suhu musim dingin di Gaza bisa mencapai titik ekstrem. Hari-hari semakin berat saat memasuki musim dingin bagi sebagian besar keluarga prasejahtera di Gaza, mereka tidak punya pemanas ruangan, tinggal di bangunan tidak layak, dan kekurangan bahan makanan.
Bagi sebagian besar warga pengungsi, perang tidak pernah berakhir di Gaza. Mereka harus berperang melawan ketidaknyamanan nasib dan entah sampai kapan bergantung. Bahkan ratusan orang mengajukan protes pada Selasa (5/11) pekan lalu kepada pemerintah Israel dan PBB. Mereka adalah korban-korban yang tidak lagi memiliki rumah setelah Israel membombardir Gaza tahun 2014 lalu. Ditulis International Middle East Media Center, para pengunjuk rasa menuntut dibangunkan sebuah hunian sebelum musim dingin datang. Sebagian dari mereka membaca puisi, dan sebagian lain meneriakan yel-yel. [Wnd/rls]