ChanelMuslim.com – Rachman masih mengetik di depan laptopnya. Bukan beralaskan kursi tetapi rumput depan Kecamatan Bekasi Timur, Kelurahan Aren Jaya
Pria yang diamanatkan oleh Partai Keadilan Sejahtera sebagai saksi dari pileg di pilpres 2019, pada 17 April 2019 lalu.
Rachman merupakan salah satu yang masih terlihat segar bugar diantara para pengawal pemilu lainnya yang meninggal mencapai 255 orang di hari ini.
“Bertambah, jumlah anggota wafat sebanyak 225 dan sakit 1.470,” ujar komisioner KPU Viryan Aziz kepada wartawan, Kamis (25/4/2019).
Ini merupakan pemilu berdarah yang telah diadakan selama 12 kali di Indonesia sejak tahun 1955.
Dengan pengalaman itu seharusnya pemilu yang diadakan bangsa Indonesia ini tidak meninggalkan awan kelabu pada keluarga mereka dan negara ini.
Balik lagi ke Rachman, pria bertopi tauhid ini mengaku sudah memiliki pengalaman menjadi saksi sejak tahun 2014.
Menurutnya, apa yang dilakukan sekarang hampir sama dengan yang dilakukannya dahulu.
“Saya bertugas hampir 24 jam juga, tapi alhamdulillah para pengurus PKS total melayani kami, mulai dari logistik makanan (snack, makan pagi, makan siang, sampai makan malam). Sampai membuat iri saksi-saksi lain. Saya bangga menjadi saksi PKS,” kata Rachman.
Pria yang mempunyai percetakan itu juga mengaku mengalami kelelahan seperti pada KPPS dan saksi lainnya. Kelelahan itu pasti kami alami,
“Kita kerja hampir 24 jam, namun yg membuat selalu bugar hanya satu mas, saya kerja karena Allah,” ujarnya.
Melalui PKS, kata Rachman, saya dapat belajar pengorbanan dan keikhlasan.
“C1 bagi kami nyawa, pantang pulang sebelum mendapatkan C1. Karena C1 inilah yg akan menjadi pegangan,” katanya.
Dibayar 300 Ribu
Berbeda dengan KPPS yang dibayar 550 ribu sebelum dipotong pajak, Rahcman mengaku hanya dibayar tiga ratus ribu saat pileg berlangsung.
“Pas pileg aja mas, selanjutnya nggak dibayar,” tambahnya.
Sungguh diluar dugaan, dengan anggaran mencapai 25 triliun seharusnya KPU memberikan uang tambahan bagi saksi dan KPPS. Meski para saksi itu ada yang dibayar oleh partaiya sendiri. Namun, uang tersebut tentu saja tidak cukup mengganti lelah dan duka yang terjadi selama pemilu 2019. [Lam]