ChanelMuslim.com – Gejala Kecanduan Gadget pada Anak yang Sering Tidak Disadari Orang tua
Gawai atau gadget kini sudah jadi barang lumrah, tak hanya yang tua, muda, bahkan anak-anak sudah akrab dengan gawai. Namun, kecanggihan teknologi ternyata membawa dampak negatif, terutama untuk anak-anak, salah satunya bisa menyebabkan kecanduan. Inilah gejala kecanduan gawai pada anak yang sering tidak disadari orang tua.
Psikolog Hayati Rahmah, M.Psi menyebutkan kecanduan gadget bermula saat orang tua sibuk dengan urusan masing-masing dan memberikan kebebasan kepada anak untuk bermain gadget, entah berupa handphone, laptop, tablet, dan sebagainya.
“Seringkali orang tua berdalih sibuk, lalu memberi anak kebebasan dengan fasilitas termasuk gadget, sementara anak belum punya kontrol diri yang baik,” ujar Psikolog lulusan Universitas Indonesia ini kepada ChanelMuslim, Jumat (19/1).
Baca Juga: Kecanduan Scrolling Medsos, Begini Cara Mengatasinya
Gejala Kecanduan Gadget pada Anak yang Sering Tidak Disadari Orang tua
Saat anak sudah asyik dengan gadget, tambah Rahmah, dan mulai kurang peka terhadap orang lain, di situ seharusnya orang tua menyadari adanya gejala kecanduan.
“Saat anak sudah mulai kurang peka terhadap orang lain, lebih tertarik dengan gadget, orang tua perlu waspada untuk memberi perhatian kepada anak,” jelasnya.
Untuk tindakan preventif, ibu dua anak ini menyarankan kepada keluarga Indonesia agar memaksimalkan family time.
“Bantu anak untuk punya limit terhadap gadget, misalnya ada waktu-waktu tanpa memegang HP, saat sedang makan, sedang kumpul keluarga, dan lain-lain,” tambah wanita berhijab ini.
Orang tua juga memberikan contoh kepada anak dan sering melakukan ‘me time’ dengan anak tanpa gadget. Menurut Rahmah, cara ini bisa meminimalisasi anak agar terhindar dari kecanduan gadget.
“Orang tua juga perlu menciptakan waktu rutin dengan anak, untuk ngobrol, berdiskusi, dan itu dilakukan tanpa adanya gadget,” ungkapnya.
Kasus anak kecanduan gawai ini viral saat dua anak di Bondowoso, berusia 14 dan 16 tahun, diantar kedua orang tuanya ke Poli Jiwa RSUD dr Koesnadi Bondowoso, Jawa Timur sejak sebulan yang lalu.
Awalnya kedua anak menjadi sangat dekat dengan gadget dan laptop karena tugas-tugas sekolah. Waktu itu, hampir semua tugas sekolah menggunakan perangkat ini sehingga si anak kemana-mana membawa laptop.
Keduanya dikategorikan mengalami guncangan jiwa karena berperilaku mengerikan jika tidak diberi izin memegang atau menggunakan gadget-nya, seperti membentur-benturkan kepalanya ke tembok.
Alhamdulillah selama sebulan perawatan dan menjalani terapi khusus, kondisi kedua anak tersebut dilaporkan berangsur membaik. Hal itu juga didukung oleh pendampingan dari pihak keluarga. (ind)