ChanelMuslim.com – 4 khalifah yang sekaligus adalah sahabat Nabi memiliki masing-masing nama julukan. Nama ini diberikan karena memang berkaitan dengan kepribadian atau kehidupan para pemimpin tersebut.
Baca Juga: Dihyah bin Khalifah Al Kalbi, Sahabat Rasulullah yang Diserupai oleh Malaikat Jibril (2)
Julukan-julukan yang Diberikan untuk 4 Khalifah
Dikutip dari Buku “Akidah Imam Al-Muzani (Murid Imam Asy-Syafii)” Al-Muzani menyebutkan sebutan/gelar bagi masing-masing Khulafaur Rasyidin, seperti Abu Bakr dengan sebutan as-Shiddiq, Umar bin al-Khoththob dengan sebutan al-Faruq, Utsman bin Affan sebagai DzunNuuroini, dan Ali bin Abi Thalib adalah pemilik kemulyaan dan ketaqwaan.
1. Abu Bakr disebut dengan as-Shiddiq (orang yang membenarkan dan jujur dalam keimanannya), karena Rasulullah sendiri yang memberi gelar itu. Nabi menyebut Aisyah sebagai putri as-Shiddiq. (H.R atTirmidzi no 3099).
2. Umar bin al-Khottob disebut sebagai al-Faaruq (pembeda) dan disebut juga sebagai ‘Qornun min hadiid’ yaitu pemimpin yang tegas dalam menerapkan aturan Allah tidak peduli celaan para pencela.
Sebutan tersebut sudah dikenal di kalangan para Sahabat Nabi.
Abdullah bin Amr menyatakan:
أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ أَصَبْتُمُ اسْمَهُ، عُمَرُ الْفَارُوقُ قَرْنٌ مِنْ حَدِيدٍ أَصَبْتُمُ اسْمَهُ، ابْنُ عَفَّانَ ذُو النُّورِ قُتِلَ مَظْلُومًا، أُوتِيَ كِفْلَيْنِ مِنَ الرَّحْمَةِ
Abu Bakr as-Shiddiq kalian sudah benar dalam penyebutan namanya. Umar al-Faruq adalah Qornun min hadiid, kalian sudah benar dalam penyebutan namanya. (Utsman) Ibnu Affan adalah DzunNuuroini (pemilik dua cahaya) yang terbunuh secara dzhalim dan diberi dua bagian rahmat (H.R Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah, dinyatakan bahwa sanadnya shahih oleh Syaikh al-Albany dalam Dzhilalul Jannah).
3. Para ulama menjelaskan bahwa Utsman disebut sebagai Dzun Nuuroini (pemilik dua cahaya) menjadi suami bagi dua putri Nabi shollallahu alaihi wasallam yaitu Ruqoyyah dan Ummu Kultsum.
4. Kemudian al-Muzani menyebut Ali bin Abi Tholib sebagai pemilik kemulyaan dan ketaqwaan, dan ini adalah sebutan umum yang dibenarkan.
Ada sebagian sebutan untuk Ali bin Abi Tholib yang tidak tepat dikhususkan untuk beliau, yaitu Alaihis Salaam atau Karramallaahu Wajhah.
Ibnu Katsir asy-Syafi’i menyatakan:
وقد غلب هذا في عبارة كثير من النساخ للكتب أن يفرد علي رضي الله عنه بأن يقال عليه السلام من دون سائر الصحابة أو كرم الله وجهه وهذا وإن كان معناه صحيحا لكن ينبغي أن يسوى بين الصحابة في ذلك فإن هذا من باب التعظيم والتكريم فالشيخان وأمير المؤمنين عثمان أولى بذلك منه رضي الله عنهم أجمعين
Kebanyakan para penulis kitab-kitab sering mengkhususkan penyebutan Ali radhiyallahu anhu dengan sebutan Alaihis Salam. Tidak disebutkan hal itu kepada Sahabat Nabi (yang lain). Atau sebutan Karramallahu Wajhah.
Penyebutan ini meski maknanya benar, tetapi hendaknya disamaratakan dengan para Sahabat yang lain, karena ini dalam konteks pengagungan dan pemulyaan. Maka dua syaikh (Abu Bakr dan Umar) dan Amirul Mukminin Utsman lebih utama dengan sebutan itu. Semoga Allah meridhai mereka seluruhnya (Tafsir Ibnu Katsir (3/517) ketika menafsirkan surat al-Ahzab ayat 56)
[Cms]
Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
http://telegram.me/alistiqomah