ChanelMuslim.com – Sungguh Ubadah bin Shamit yang mulanya hanya menjadi wakil kaum keluarganya dari suku Khazraj, sekarang meningkat menjadi salah seorang pelopor Islam, dan salah seorang pemimpin Kaum Muslimin.
Namanya tak ubah bagai bendera yang berkibar di sebagai besar penjuru bumi, bukan hanya untuk satu atau dua generasi belaka, tetapi akan berkepanjangan bagi setiap generasi dan seluruh masa yang dikehendaki Allah Ta’ala!
Baca Juga: Pembatalan Perjanjian dengan Yahudi Oleh Ubadah bin Shamit
Ubadah bin Shamit Menjauhi Jabatan yang Bersangkutan dengan Kemewahan
Pad suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tanggung jawab seorang Amir atau wali Allah. Didengarnya Rasulullah menyatakan nasib yang akan menimpa orang-orang yang akan melalaikan kewajiban di antara mereka atau memperkaya dirinya dengan harta, maka tubuhnya gemetar dan hatinya berguncang.
Ia bersumpah kepada Allah tidak akan menjadi kepala walau atas dua orang sekalipun. Dan sumpa ini dipenuhi sebaik-baiknya dan tak pernah dilanggarnya.
Di masa pemerintahan Amirul Mu’minin Umar radhiallahu ‘anhu, tokoh yang bergelar al-Faruq inipun tidak berhasil mendorongnya untuk menerima satu jabatan, kecuali dalam mengajar umat dan memperdalam pengetahuan mereka dalam soal Agama.
Memang inilah satu-satunya usaha yang lebih diutamakan ‘Ubadah dari lainnya, menjauhkannya dari usaha-usaha lain yang ada sangkut pautnya dengan harta benda dan kemewahan serta kekuasaan, begitupun dari segala marabahaya yang dikhawatirkan akan merusak agama dan karir dirinya.
Oleh sebab itu ia berangkat ke Syria dan ia merupakan salah seorang dari tiga sekawan, ia sendiri, Mu’adz bin Jabal dan Abu Darda’. Mereka menyebarkan ilmu, pengetahuan dan cahaya bimbingan di negeri itu.
‘Ubadah juga pernah berada di Palestina untuk beberapa waktu dalam melaksanakan tugas sucinya, sedang yang menjalankan pemerintahan ketika itu atas nama khalifah adalah Mu’awiyah. [Ln]