ChanelMuslim.com- Sebuah kejadian tidak terpuji di kalangan siswa Sekolah Dasar nyaris terjadi di Cibubur Jakarta Timur. Tujuh siswa SD ditangkap warga saat hendak menyerang lawannya. Satu siswa kedapatan membawa senjata tajam.
Sangat prihatin. Itulah kesan yang bisa ditangkap dari kasus yang terjadi di akhir Januari ini. Bagaimana mungkin anak usia SD sudah punya keberanian untuk melakukan tindakan kekerasan dengan senjata tajam.
Sebagai catatan, di bulan Januari ini sudah beberapa kasus tawuran pelajar di Jakarta. Sebagian besar terjadi di wilayah Jakarta Barat. Bahkan tercatat, satu siswa dikabarkan meninggal dunia. Korban juga dikabarkan sebagai salah sasaran.
Dari sekian banyak kasus tersebut, tawuran siswa SD memang tergolong baru. Kalau tidak dicegah warga, boleh jadi, itu yang pertama kali terjadi di Jakarta.
Fenomena ini mengundang banyak kajian pakar sosial dan pendidikan tentang kenapa hal itu bisa terjadi. Antara lain, pembinaan keluarga yang minim, pengaruh tayangan audio visual, kesenjangan sosial di masyarakat, serta pengaruh buruk pertemanan.
Dengan kata lain, ada wilayah-wilayah yang belum tersentuh di sektor pendidikan. Yaitu, pendidikan karakter yang baik.
Boleh jadi, anak-anak memang menjadi kasar bukan karena kurangnya pendidikan di internal sekolah. Tapi karakter buruk bawaan dari lingkungan rumah. Jika pengaruh ini dominan, maka bisa menularkan ke anak-anak di sekolah tersebut.
Anak-anak memang pihak yang tak patut dipersalahkan. Mereka bisa dibilang hanya sebagai korban. Lingkunganlah yang membentuk mereka sehingga memiliki karakter kasar dan agresif seperti itu.
Tidak bisa tidak, pembenahannya harus dilakukan dari tingkat sosial paling dasar. Yaitu, keluarga. Peran orang tua dalam hal ini menjadi sangat menentukan.
Peran berikutnya adalah para tetangga melalui ikatan RT/RW atau masjid dan musholah. Karena tidak semua keluarga memiliki kemewahan berada dalam asuhan orang tua yang terdidik.
Jadi, tawuran bukan semata-mata persoalan keamanan dan pendidikan sekolah. Tawuran bisa dibilang sebagai muara dari masalah sosial di keluarga dan lingkungan rumah.
Tujuh siswa SD yang akhirnya diserahkan warga ke aparat kepolisian juga akan dikembalikan lagi pembinaannya ke lingkungan rumah. Dalam hal ini orang tua dan Rt/Rw.
Mari awasi dan didik anak-anak di rumah dengan karakter yang baik. Berikutnya, bantu lingkungan rumah agar anak-anak sekitar juga memperoleh pendidikan karakter yang baik. Dalam hal ini pendidikan agama yang memadai. [Mh]