ChanelMuslim.com – Semenjak dulu, keluarga Ubadah telah terikat dalam suatu perjanjian dengan orang-orang Yahudi suku Qainuqa’ di Madinah. Ketika Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam bersama para shahabatnya hijrah ke kota ini, orang-orang Yahudi memperlihatkan sikap damai dan pershahabatan terhadapnya.
Tetapi pada hari-hari yang mengiringi perang Badar dan mendahului perang Uhud, orang-orang Yahudi di Madinah mulai menampakkan belangnya. Salah satu qabilah mereka yaitu Bani Qainuqa’ membuat ulah untuk menimbulkan fitnah dan keributan di kalangan Kaum Muslimin.
Baca JugaArtikel Sebelumnya: Mengenal Sosok Ubadah bin Shamit
Pembatalan Perjanjian dengan Yahudi Oleh Ubadah bin Shamit
Demi dilihat oleh ‘Ubadah sikap dan pendirian mereka ini, secepatnya ia melakukan tindakan yang setimpal dengan jalan membatalkan perjanjian dengan mereka, katanya:
“Saya hanya akan mengikuti pimpinan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman!”
Dan tidak lama turunlah ayat al-Qur’an memuji sikap dan kesetiannya ini, firman Allah swt:
“Dan barangsiapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman sebagai pemimpin, maka sungguh, partai atau golongan Allahlah yang beroleh kemenangan” (Q.S. Al-Maidah: 56)
Ayat Qur’an yang mulia telah memaklumkan berdirinya partai Allah! Dan partai itu ialah golongan orang-orang beriman yang berdiri sekeliling Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mereka membawa bendera kebenaran dan petunjuk, merupakan lanjutan yang penuh berkah dari orang-orang beriman yang telah mendahului Nabi-Nabi dan Rasul-rasul siap mengemban tugas yang sama, yakni menyampaikan di masa dan di zaman mereka masing-masing Kalimat Allah yang Maha Hidup lagi Maha Pengatur.
Dan kali ini hizbullah atau partai Allah itu tidak hanya terbatas pada para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam belaka. Tugas ini akan berkelanjutan sampai generasi-generasi dan masa-masa mendatang, hingga bumi dan tiap penduduknya diwarisi oleh orang-orang yang iman kepada Allah dan Rasul-Nya serta tergabung di dalam baris-Nya.
Demikianlah, tokoh di mana ayat yang mulia sengaja diturunkan untuk menyambut baik pendiriannya serta memuji kesetiaan dan keimanannya, bukan hanya menjadi juru bicara tokoh-tokoh Anshar di Madinah semata, tetapi tampil sebagai seorang juru bicara para tokoh Agama yang akan meliputi seluruh pelosok dunia!
Bersambung… [Ln]