ChanelMuslim.com – Selamat Jalan Wahai Saad!
Suatu hari pada tahun 54 H, yakni ketika usia Sa’ad telah lebih dari 80 tahun, ia sedang berada di rumahnya di Aqiq, sedang bersiap-siap hendak menemui Allah Ta’ala.
Puteranya pernah bercerita tentangnya sebagai berikut:
“Kepala bapakku ada di pangkuanku ketika ia hendak meninggal. Aku menangis, maka katanya: “Kenapa kamu menangis wahai anakku? Sungguh Allah tiada akan menghukumku dan sesungguhnya aku termasuk salah seorang penduduk surga!”
Baca Juga: Saad bin Abi Waqqash yang Dipercaya Umar bin Khattab
Selamat Jalan Wahai Saad!
Kekebalan imannya tak tergoyahkan oleh apapun juga, bahkan tidak oleh goncangan maut dan keinginannya!
Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyampaikan kabar gembira kepadanya, sedang ia beriman dan percaya penuh akan kebenaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu! Jadi apa yang akan ditakutkannya lagi?
“Sungguh, Allah tiada akan menyiksaku dan sungguh aku termasuk penduduk surga!”
Hanya ia hendak menemui Allah dengan membawa kenangan-kenangan yang paling manis dan mengharukan, yang telah menghubungkan dengan agamanya dan mempertemukan dengan Rasulnya.
Itulah sebabnya ia memberi isyarat ke arah peti simpanannya, yang ketika mereka buka dan keluarkan isinya, ternyata sehelai kain tua yang telah usang dan lapuk.
Disuruhlah keluarganya mengafani mayatnya nanti dengan kain itu, katanya:
“Telah kuhadapi orang-orang musyrik waktu perang Badar dengan memakai kain itu dan telah kusimpan ia sekian lama untuk keperluan seperti pada hari ini!”
Memang kain usang yang telah lapuk itu tak dapat dianggap sebagai kain biasa! Ia adalah panji-panji yang senantiasa berkibar di puncak kehidupan tinggi dan panjang yang dilalui pemiliknya dengan tulus dan beriman serta gagah berani!
Dan sosok tubuh dari salah seorang yang terakhir meninggal di antara Muhajirin ini dipikul di atas pundak orang-orang yang membawanya ke Madinah, untuk ditempatkan dengan aman di dekat sekelompok tokoh-tokoh suci dari para shahabat yang telah mendahuluinya menemui Allah, dan jasa-jasad mereka yang dipenuhi rasa rindu itu mendapatkan tempatnya di bumi dan tanah Baqi’
Selamat jalan wahai Sa’ad!
Selamat jalan wahai pahlawan Qadisiyah, pembebas Madain dan pemadam api pujaan di Persi untuk selama-lamanya!