ChanelMuslim.com – Tersebarnya berita mengenai kasus orang terkena virus varian omicron tentunya membuat Bunda dan Ayah khawatir dengan kesehatan keluarganya terutama anak-anak.
Varian Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada 9 November 2021 dan secara cepat dilaporkan oleh WHO pada 24 November 2021.
Karena ini adalah kasus baru, para ilmuwan masih mencoba memahami seberapa tinggi tingkat keparahan penyakitnya dan seberapa besar efektivitas vaksin mampu menjaga dari virus tersebut.
Baca Juga: Kasus Pertama Varian Omicron di Indonesia
Melindungi Anak dari Varian Omicron dengan Vaksinasi dan Imunisasi
Menurut Robert Amler, mantan kepala tugas medis di CDC Agency fot Toxic Substances and Disease Registry, dilansir dari verywellfamily.com ia mengatakan “Varian baru sedang diperiksa dengan sangat teliti di seluruh dunia, dan pedoman yang lebih pasti akan segera tersedia.”
Kasus Covid-19 di Afrika Selatan meningkat pesat didorong oleh kemunculan varian Omicron. Ntsakisi Maluleke, seorang spesialis kesehatan masyarakat di provinsi Gauteng mengatakan bahwa dari 1.511 pasien positif Covid-!9 di rumah sakit provinsi tersebut, 113 berusia di bawah 9 tahun, proporsi yang lebih besar daripada gelombang sebelumnya.
Varian omicron menyebabkan penyerapan infeksi yang cepat di Afrika Selatan, ini menunjukkan bahwa kemungkinan varian ini sangat mudah menular.
Dr. Almer juga memperkirakan bahwa omicron mungkin lebih menular daripada delta. “Kami dapat menganggap itu lebih menular daripada varian delta.”
Namun walaupun begitu belum ada jawaban konkret saat ini. Varian delta masih merupakan varian paling menonjol di Amerika Serikat, tetapi masih harus dilihat apakah omicron akan lebih menular, atau melampauinya.
Tidak hanya itu, menurut WHO, varian omicron memiliki lebih banyak mutasi daripada varian lainnya, dan beberapa mutasi terlihat mengkhawatirkan.
Penasihat medis pemerintah Afrika Selatan, Waasila Jassat, mengatakan dalam sebagian besar kasus di rumah sakit Tshwane di daerah itu kebanyak orang tua dari anak-anak yang dirawat di rumah sakit tidak divaksinasi.
Ini menujukkan bahwa vaksinasi pada orang dewasa dapat melindungi anak-anak di rumah.
Dengan diluncurkannya vaksin COVID-19 untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun dan remaja berusia 12 hingga 15 tahun, banyak orang tua dapat bernapas lega karena anak-anak akhirnya dapat memperoleh perlindungan terhadap COVID-19.
Pada 18 Desember 2021, CDC memperkirakan bahwa meskipun vaksin saat ini tidak sepenuhnya melindungi terhadap infeksi omicron, namun mereka setidaknya akan melindungi terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian.
Yang jelas data awal dari Afika Selatan menunjukkan bahwa anak-anak telah terinfeksi omicron.
Dikutip dari The Asian Parent, gejala varian omicron disebut lebih ringan jika dibandingkan dengan varian lain, mereka yang terinfeksi akan mengalami gejala berupa kelelahan hingga mirip seperti sakit flu.
Lantaran gejalanya mirip seperti infeksi virus lain, relativ sulit membedakan apakah gejala yang diderita si kecil akibat Covid-19 atau akibat penyakit lainnya.
Oleh karena itu, selain membentengi keluarga dengan vaksinasi Covid-19, orang tua juga perlu melengkapi imunisasi rutin si kecil.
Pasalnya, imunisasi dasar yang lengkap akan melindungi anak dari resiko terpapar Covid-19 maupun penyakin KLB PD3I (Kejadian Luar Biasa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi).
Jangan lupa pula untuk tetap menerapkan pola hidup sehat pada keluarga khususnya anak-anak. [Ln]