ChanelMuslim.com – Generasi sandwich lebih rentan alami masalah kesehatan mental. Penyebabnya adalah karena banyak tanggungan yang menjadi kewajibannya, seperti dari orang tua dan anak.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi generasi ini mengetahui cara menjaga kesehatan mentalnya tetap baik.
Baca Juga: Pasangan yang Baik untuk Kesehatan Mentalmu
Generasi Sandwich Lebih Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental, Begini Cara agar Tidak Stres
Hal yang dimaksud generasi sandwich bukanlah generasi yang suka makan roti lapis atau makan-makanan cepat saji.
Namun, istilah ini merujuk pada sekelompok individu yang terjepit di antara tuntutan simultan dalam merawat orang tuanya yang telah lanjut usia dan merawat anak-anaknya yang masih bergantung padanya, baik secara fisik, mental-emosional, maupun finansial (Ward & Spitze, 1998).
Dikutip dari laman rspondokindah.co.id, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh dua orang pekerja sosial yaitu Dorothy Miller dan Elaine Broody pada 1981 untuk menggambarkan pelaku rawat (caregiver) yang terjepit di antara dua generasi.
Sebagai pelaku rawat, individu yang berada di generasi sandwich ini umumnya dituntut untuk memberikan dukungan fisik, mental-emosional, dan finansial baik bagi anak-anaknya dan juga orang tuanya yang telah lanjut usia.
Secara umum, karakteristik individu yang berada di generasi sandwich biasanya adalah pria dan wanita berusia 30 tahun ke atas yang telah menikah, dan bekerja.
Generasi sandwich menanggung beban dan tanggung jawab dalam memberikan perawatan dan layanan seperti transportasi, pengaturan makan, perawatan kesehatan, dan urusan rumah tangga lainnya, baik bagi anak-anaknya maupun orang tuanya.
Baca Juga: 50 Persen Lebih Anak Gaza Butuh Dukungan Kesehatan Mental
Cara agar Kesehatan Mental Tetap Terjaga
Dari penjelasan di atas, Sahabat Muslim sudah bisa merasakan dan memahami alasan mengapa generasi ini jadi yang paling rentan.
Penelitian Evans dkk (2016), menunjukkan bahwa seorang wanita pada generasi sandwich perlu memiliki strategi untuk dapat menyeimbangkan antara peran sebagai seorang ibu, pelaku rawat orang lanjut usia, dan pekerja.
Ada lima strategi untuk menyeimbangkan peran tersebut, yaitu:
1. Menjaga kesehatan dan kesejahteraan
2. Menekan perfeksionisme
3. Mengelola waktu dan energi
4. Melepaskan tanggung jawab
5. Memelihara hubungan sosial dan timbal balik
Selain strategi, ada juga tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres.
1. Meminta bantuan
Carilah bantuan untuk mengerjakan beberapa tugas rumah tangga, pengaturan pengurusan anak dan orang tua, dan sebagainya.
2. Luangkan waktu untuk diri sendiri
Ambil waktu khusus untuk melakukan hal bagi diri sendiri, misalnya mengerjakan hobi atau sekadar bersantai, dan memanjakan diri.
3. Adakan pertemuan keluarga
Pertemuan keluarga dapat menjadi suatu wadah untuk saling mencurahkan isi hati serta memberi dukungan satu sama lain. Selain itu, dapat digunakan untuk mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi dan bersama fokus mencari solusi.
4. Pertahankan komunikasi yang baik
Saat lelah dan stres, pola komunikasi dapat sangat terpengaruh dan cenderung mengarah pada pola komunikasi yang lebih emosional.
5. Lepaskan kendali
Pelajari cara untuk tidak selalu mengatur semua hal di kehidupan. Lakukan delegasi atau menyerahkan tugas tertentu pada orang lain.
6. Nikmati momen yang ada
Nikmati peran dalam merawat anak dan melihat pertumbuhan serta perkembangan anak, serta nikmati peran dalam merawat orang tua sebagai wujud kasih sayang dan bakti pada orang tua.
Sahabat Muslim, semoga tulisan Spesialis Kedokteran Jiwa
RS Pondok Indah – Pondok Indah, Dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ di atas bisa membuat kita makin peduli terhadap kesehatan mental generasi sandwich.
Kita bisa membantu atau memberikan support agar mereka tidak menjadi stres. [Cms]