ChanelMuslim.com – Dahulukan mana, membela agama Allah atau berbakti kepada orang tua. Ada sebuah pertanyaan. Asalamualaikum Ustaz, saya mau bertanya mengenai aksi untuk membela Palestina.
Beberapa teman yang saya ajak tidak diizinkan oleh orangtuanya. Karena alasan takut ini dan itu, jangan ikut-ikutan aksi seperti itu, takut mati, dan lain-lain.
Mungkin, kurangnya pengetahuan. Bagaimana sikap kita sebagai anak? Satu sisi ingin membela agama Allah, sisi lain berbakti kepada orang tua? Mana yang lebih didahulukan sebelumnya? Mohon pencerahannya Ustaz, Jazakallah khoir.
Dijawab Oleh: Ustaz Farid Nu’man
Baca Juga: Resensi Buku 7 Keajaiban Orang Tua, Buku yang Cocok untuk Anak Muda
Dahulukan Mana, Membela Agama Allah atau Berbakti kepada Orang Tua?
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh. Semoga niat membela agama Allah Ta’ala tidak pernah padam. Itu adalah semangat yang harus menyala bagi muslim dan muslimah.
Ada pun jika orang tua tidak mengizinkan, terlepas alasannya seperti apa, maka seorang anak hendaknya mesti mentaatinya.
Sebab selama jihad belum menjadi fardhu ‘ain, maka izin kepada orang tua adalah wajib. Izin kepada org tua menjadi tidak wajib, jika jihad menjadi fardhu ‘ain, yaitu ketika musuh masuk ke negeri kita, ada mobilisasi dari pemimpin, atau sudah saling berhadapan dengan musuh.
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, tentang amal yang paling Allah Ta’ala sukai, Nabi menjawab:
الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ “
“Shalat pada waktunya.” ‘Abdullah bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab: “Kemudian berbakti kepada kedua orangtua.” ‘Abdullah bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah.” (HR. Bukhari no. 527)
Dalam hadits lain, lebih jelas lagi:
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Dari Muawiyah bin Jahimah As Salami bahwa Jahimah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, saya ingin berperang dan datang untuk minta petunjukmu, beliau bertanya: “Apakah engkau masih memiliki ibu?”
Ia menjawab; ya, beliau bersabda: “Tetaplah bersamanya, karena surga itu dibawah kakinya.” (HR. An Nasa’i no. 3104, Shahih)
Insya Allah, niat kita ingin membela agama Allah Ta’ala tetap Allah berikan ganjaran. Dahulu para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersedih hati tidak ikut berjihad karena tidak ada kendaraan …, Allah Ta’ala abadikan dalam firmanNya:
وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ
Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan (untuk berjihad), lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu (untuk berjihad)”.
Lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (QS. At Taubah: 92)
Namun, kalau seandainya masih bisa dilobi dan orangtua pun rida, maka silakan berangkat. [Cms]
Sumber: Alfahmu.id – Website Resmi Ustaz Farid Nu’man.